Senin, 27 Oktober 2008

Pilihlah keduanya

Pilihlah keduanya!

Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM

Principal of Yemayo – Advance Education Center

Dilema keluarga dan pekerjaan selalu dihadapi oleh para orangtua. Belakangan ini semakin banyak pekerjaan ataupun bisnis yang menyita waktu pribadi orangtua. Ditambah juga dengan prinsip-prinsip kebablasan yang mengatas-namakan kerja keras untuk kebahagiaan keluarga, padahal setelah ada penghasilan yang baik sekalipun, keluarga tidak juga diberikan prioritas. Sibuk, capek, itu merupakan alasan seseorang yang selalu sibuk bekerja untuk dapat lepas dari kewajibannya membagikan waktu dengan keluarga. Hal ini berlaku untuk pria dan wanita; ayah atau ibu yang selalu sibuk.

Seorang ibu mengutarakan dengan nada gembira bahwa suaminya sudah tidak sesibuk dulu waktu ia masih bekerja, dengan demikian, sang suami kini memiliki banyak waktu bercengkrama dengan anak-anak, sementara suaminya hanya mengangguk-angguk, tapi saya lihat anggukkan itu bukan suatu anggukkan tegas yang menyatakan bahwa ia benar-benar ikut gembira dengan kata-kata istrinya. Tidak berapa lama kemudian, sang suami berkata, "Bisnis apa ya yang menghasilkan uang namun tidak menyita banyak waktu?" Pertanyaan bapak itu membenarkan asumsi saya sebelumnya, bahwa sebenarnya bapak itu masih menginginkan kesibukan bagi dirinya, tentulah ia tidak puas dengan waktu luang yang dimilikinya saat ini. Buku karangan T. Harv Eker, yang berjudul Secrets of the Millionaire Mind, menyebutkan bahwa salah satu prinsip orang kaya yang sukses adalah memikirkan 'keduanya' (both), bukan memikirkan 'salah satunya' (either). Bila anda dihadapkan dengan pilihan keluarga atau pekerjaan, seandainya anda ingin benar-benar menjadi orang yang berhasil, pilihlah keduanya, yaitu memilih keluarga dan memilih pekerjaan.

Bukankah dengan memilih keduanya akan menyebabkan kita menjadi tidak fokus di dalam usaha pencapaian sesuatu? Mengenai fokus, ini tergantung dari pilihan yang kita buat dari awal. Sebagai contoh, bila kita memilih keluarga dan pekerjaan, maka kita akan fokus untuk dapat membagi waktu dengan bijaksana,  kita akan membiasakan pikiran kita untuk memenangkan kedua perkara tersebut. Namun bila kita hanya memilih salah satu, contoh, hanya memilih pekerjaan, fokus kita tentu saja memberikan waktu semaksimal mungkin untuk pekerjaan saja. Semua tindakan yang kita lakukan, tergantung dari pilihan apa yang kita buat. Kita bisa fokus memilih keduanya tentu saja kita bisa memilih fokus untuk memilih satu hal saja. Sebelum anda memilih; pikirkanlah konsekuensi yang mungkin anda terima pada akhirnya; bila anda memilih 'keduanya', keluarga dan pekerjaan, maka sebagai akibatnya anda dapat mengasihi dan dikasihi keluarga anda dan tetap mempunyai penghasilan yang baik. Bila anda memilih 'salah satu', maka akibatnya anda akan kehilangan salah satunya. Melihat dari akibatnya saja, memilih 'salah satu' sudah tidak menyenangkan, apalagi kalau kita sampai memilih untuk menjalaninya.

Anda mungkin akan berteriak dalam hati, tidak mungkin saya bisa memilih keduanya. Henry Ford berkata, berpikir bisa atau berpikir tidak bisa, sama saja. Jadi, kalau anda berpikir bisa, maka anda akan menemukan banyak jalan keluar yang bijaksana sehingga anda dapat berhasil baik di dalam keluarga maupun pekerjaan. Demikian sebaliknya, bila anda berpikir 'tidak sanggup' menjalani keduanya, maka anda akan menemukan banyak alasan bahwa anda tidak mungkin memilih keduanya. Ada begitu banyak contoh orang-orang pekerja keras yang sukses di dalam keluarga dan di dalam bisnis ataupun pekerjaan mereka, kesamaan dari orang-orang tersebut adalah tidak mau disuruh memilih 'salah satunya' saja. Keluarga sangat penting dan pekerjaan juga sangat penting. Bila ada kerunyaman di dalam pelaksanaan hal ini, sebenarnya sungguh dapat terlihat, bahwa anda sebenarnya hanya memilih 'salah satu' dari awalnya, sehingga mengorbankan yang lain. Sayang banyak orang kurang menyadari hal ini.

Seorang wanita workaholic yang saya temui mengatakan bahwa ia harus bekerja keras namun diceraikan suaminya, wanita inipun merasa semua usaha kerja kerasnya tidak dihargai anak-anaknya yang tumbuh menjadi anak-anak yang suka melawan orangtua. Namun ketika ia menceritakan tentang pekerjaannya, tampak benar ia sungguh-sungguh 'cinta mati' pada pekerjaannya tersebut. Ia menceritakan pekerjaannya dengan mata yang berbinar-binar, antusias dan penuh semangat. Inilah kenyataan yang menyedihkan! Banyak orang kurang menyadari apa yang telah dipilih dan dijalaninya, sehingga ketika menemukan keadaan telah menjadi kacau, mereka mulai menceritakan dirinya sebagai orang sengsara yang telah berjuang namun tidak dihargai. Hal ini sungguh tidaklah benar. Jika anda ingin benar-benar jadi orang bahagia dan berhasil, pilihlah keduanya, keluarga dan pekerjaan adalah penting. ANDA BISA!!!

Setiap orang sukses adalah seseorang yang pernah gagal, tetapi tidak pernah menganggap dirinya orang yang kalah.

= John C. Maxwell

Tidak ada komentar: