Masih banyak yang takut bermimpi!
Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM
Principal of Yemayo Advance Education Center
Membawakan topik mengenai mimpi ataupun cita-cita di dalam kelas, ternyata sungguh merupakan suatu tantangan. Tidak hanya untuk usia yang lebih muda, untuk usia remaja juga pembahasan topik ini memerlukan satu sesi dan kesabaran tersendiri, mereka benar-benar tampak kurang bersemangat. "Aku nggak tau gimana", "nggak usahlah bercita-cita yang terlalu muluk", "nggak bakal tercapai deh, ngapain sih musti mengada-ada!", "nanti kalo nggak tercapai, aku bisa stress nih." Ini semua alasan yang banyak kami terima dari murid. Pengajar tanpa lelah terus memberikan motivasi, mulai dari memberikan contoh orang-orang yang berhasil ataupun menyebutkan orang-orang terkenal yang sukses yang masih hidup berikut dengan perjuangan-perjuangan gigih mereka. Beberapa murid malah mencoret apa yang telah mereka tulis sendiri karena menganggap mimpi-mimpi yang mereka tulis itu tidak ada artinya. "Yah Kalau kalian sendiri tidak percaya dengan mimpi kalian, jelaslah mimpi itu tidak dapat terwujud. Kalian harus memikirkannya, menulis dan percaya akan apa yang sudah kalian tulis." Kata seorang pengajar.
Saya yakin bahwa keengganan bermimpi ini tidak hanya terjadi pada para murid, namun mereka yang berusia puluhan tahun juga, termasuk para orangtua, masih sangat banyak yang takut untuk bermimpi. Alasan terbesarnya adalah 'takut gagal'.
Di suatu kesempatan saya menonton kisah perjuangan Britney Spears, penyanyi terkenal Amerika yang telah meraup uang jutaan dollar, berusia 24 tahun. Melihat keberhasilannya sekarang ini tidak lepas dari perjuangan-perjuangan gigih dan dukungan lingkungannya yang luar biasa. Terlepas dari kontroversial yang diciptakannya akan gaya-gayanya yang provokatif, namun yang mencolok dari rangkaian kisah keberhasilannya adalah fokus kuat dirinya di dalam mengejar mimpinya. Sejak kecil dirinya telah mempunyai mimpi sejernih kristal bahwa ia ingin menjadi penyanyi berhasil. Ia mempelajari dunia menari dan menyanyi secara fokus. Beberapa kali mengikuti kejuaraan menyanyi dia tidak pernah menjadi juara utama, ketika menjadi penari ia hanya menjadi penari latar, sampai dengan ia mendapat tawaran menyanyi di album pertamanya, promosi yang dilakukan masih dari mal ke mal dan banyak orang tidak memperhatikan ia bergaya di panggung. Ketika ia telah menjadi 'mega star' banyak orang berkata bahwa Britney sangat beruntung dikelilingi oleh orang-orang pintar yang berhasil mengorbitkannya. Saya tidak dapat sepenuhnya setuju dengan predikat kata 'beruntung' ini karena nyatanya saya pun menangkap esensi perjuangan dan kenekatan Britney di dalam mewujudkan mimpinya. Kerja keras dan disiplin yang luar biasa dalam hal berlatih olah vocal, tour, menari, rekaman dan segala sesuatu yang telah rela dikerjakannya termasuk patuh menyimak dan melakukan arahan-arahan para koordinatornya. Sering ia terlihat kelelahan di depan kamera, tetapi tetap harus tersenyum untuk menciptakan citra yang segar. Ia berani bermimpi, berani gagal, pula berani sukses, tetapi usahanya ini sangat tidaklah mudah.
Perlunya mimpi
"Tunjukkan jalanku, wahai kelinci!" Tanya Alice kepada kelinci.
"Kemanakah tujuanmu?" Tanya kelinci.
"Aku sendiri tidak tahu." Jawab Alice.
"Jika demikian, ambillah jalan mana saja, tidak masalah."
Inilah cuplikan percakapan pada kisah Alice in Wonderland. Jika kita sendiri tidak tahu akan kemana maka jalan manapun yang kita ambil, OK saja dijalani, termasuk bila jalan itu akhirnya akan membawa kita ke jurang maut seperti seks bebas dan narkoba. Memiliki mimpi berarti mempunyai suatu tujuan jelas apa yang ingin kita capai, walaupun di dalam kenyataannya kita akan menemui rintangan, kita dapat berjuang mencari jalan lain untuk ditempuh. Semakin jelas mimpi kita memang bukan membuat perjuangan kita semakin mudah, namun kita tahu benar atau tidaknya arah perjuangan kita.
Demikian pula di dalam dunia perkawinan, begitu banyak pasangan yang tidak mempunyai mimpi yang jelas. Bila pun ada, sering hanyalah mimpi pribadi yang tidak sinkron dengan mimpi pasangannya karena tidak dikomunikasikan dengan baik pada awalnya. Mimpi pernikahan banyaknya hanya dashyat sampai pada kesibukan dan visualisasi indahnya pesta pernikahan, lalu saat memasuki bahtera rumah tangga, banyak pasangan yang kehilangan arah dan berakhir pada perceraian.
Bukan tidak mungkin kita perlu merevisi mimpi kita menjadi lebih besar lagi jika kita ketahui bahwa mimpi yang kita tetapkan ternyata kurang besar dibandingkan kemampuan yang kita miliki. Namun mungkin juga kita perlu merevisi mimpi kita agar sesuai dengan kemampuan kita karena ternyata mimpi tersebut terlalu biasa. Bila pada saat bermimpi kita telah meragukannya, besarlah kemungkinannya mimpi itu memang hanya isapan jempol saja. Seandainya anda bermimpi untuk dapat pergi ke matahari dan percaya dapat melakukannya, maka tetapkanlah mimpi tersebut, kedengarannya memang gila! Sebaliknya, jika anda tidak percaya pada mimpi yang sederhana, contohnya bermimpi untuk mampu membahagiakan orang-orang tercinta di sekeliling anda, jelas mimpi ini tidak akan terwujud. Jadi Bermimpi dan percayalah!
95% dalam mencapai segala sesuatu dilakukan dengan mengetahui apa yang anda inginkan dan berupaya untuk mencapainya.
= Brian Tracy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar