Kamis, 26 Februari 2009

Kiat berhenti merokok

Rekan-rekan Alumni Pika yang berbahagia,
Saya bukannya anti rokok, tetapi paling tidak senang kalau melihat orang bekerja sambil merokok. Seakan-akan pekerjaan menjadi nomor dua, nomor satunya rokok. Saya juga paling tidak senang kalau naik kendaraan umum duduk di dekat orang yang merokok, dia enak-enak merokok tidak peduli asapnya mengganggu orang lain.

Saya sendiri kadang-kadang merokok. Belajarnya dulu waktu masih sekolah di Pika. Sebagai anak asrama, kalau begadang malam minggu tidak afdol kalau tidak merokok. Untung saya tidak kecanduan. Memang selagi merokok terasa nikmat, tetapi setelah itu kepala terasa pusing.

Bagi yang kecanduan, untuk berhenti merokok katanya susah. Di bawah ini ada kiat untuk berhenti merokok, barangkali rekan-rekan yang pecandu rokok ada sudah kapok dan ingin berhenti merokok. (PDS)


8 KIAT BERHENTI MEROKOK

GloriaNet - Di tempat-tempat umum manapun kita selalu menemui laki-laki maupun perempuan merokok. Sudah bukan hal yang asing melihat asap mengepul dari mulut seseorang. Padahal kita sendiri tahu dampak dan bahaya merokok bagi kesehatan.

Sebenarnya banyak para perokok yang ingin berhenti merokok. Namun mereka tidak kuasa melakukannya. Mengingat hal ini sama sekali bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Tapi kalau Anda memang sungguh berniat berhenti merokok, tips dibawah ini kayaknya sangat layak untuk dicoba :

* Cobalah mengevaluasi kebiasaan merokok Anda.
Apa sebabnya dan kapan Anda mulai merokok? Apakah anda merokok misalnya, hanya setelah makan siang atau ketika Anda sedang stres? Pernahkah anda mencoba untuk berhenti merokok? Tanyakan pada diri Anda apa yang menyebabkan Anda gagal berhenti merokok. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu Anda mengklarifikasi apa yang Anda harus lakukan untuk berhasil berhenti merokok.

* Buatlah rencana.
Misalnya bicara dengan dokter Anda tentang strategi berhenti merokok. Dengan mengulum permen atau mengisap inhaler, misalnya bisa membantu Anda pelan-pelan berhenti merokok. Dan satu lagi cara, yakni melakukan pekerjaan yang paling Anda sukai. Paling tidak, dengan aktifitas yang tidak begitu berat Anda akan lebih fokus pada pekerjaan sehingga tak sempat merokok.

* Beritahukan semua orang, baik teman, rekan kerja, kerabat dan keluarga Anda kalau Anda ingin berhenti merokok.
Minta mereka ikut membantu Anda, misalnya dengan tidak merokok di depan Anda.

* Berteman dengan sesama orang yang pernah merokok.
Jika memungkinkan, bergabunglah dengan orang-orang yang telah berhasil berhenti merokok terutama dengan mereka yang sejak awal telah mendorong Anda berhenti merokok. Jika ini tidak mungkin, bertemanlah dengan perokok lain yang juga sedang berhenti merokok.

* Pindahkan semua hal yang berhubungan dengan rokok, baik cerutu, asbak maupun korek api.
Yang jelas bersihkan rumah, kantor, mobil dan baju Anda yang berbau rokok karena hanya akan mengingatkan Anda tentang rokok.

* Hindari situasi/keadaan yang biasanya membuat Anda ingin merokok.
Rencanakan aktivitas yang tidak bersangkutan dengan merokok. Misalnya, jika anda biasanya merokok ketika pergi ke bar atau restoran, maka rencanakan pergi ke bioskop atau ke tempat-tempat lain yang tidak memungkinkan Anda merokok.

* Ingatkan selalu diri Anda mengapa ingin berhenti merokok.
Hal semacam ini diperlukan terutama pada saat Anda merasa butuh rokok untuk menghilangkan rasa suntuk atau stres. Dengan mengingat alasan Anda berhenti paling tidak akan membantu Anda sendiri.

* Berilah penghargaan pada diri Anda.
Setiap Anda mampu melupakan rokok dalam sehari, hargailah diri Anda. Anda tidak perlu menjadi orang yang royal. Cukup dengan membeli buku yang anda sukai atau berendam dengan air panas sambil mendengarkan lagu favorit, misalnya.

Kalau Anda ingin berhenti merokok, bersikap keraslah pada diri Anda sendiri! Tanamkan bahwa Anda ingin berhenti merokok, dan dengan dukungan orang-orang di sekeliling Anda, yakinlah Anda pasti berhasil! Bagaimana ? Anda ingin mencobanya? (GCM/DH) 

Rabu, 25 Februari 2009

Bersabarlah, tapi jangan mengurut dada.

Bersabarlah, Tapi Jangan Mengurut Dada!

Bayangkan diri Anda sedang berada di dalam ruangan konser. Anda sedang asyik menikmati indahnya alunan musik ketika tiba-tiba ingat bahwa pintu mobil Anda belum dikunci. Anda khawatir terjadi sesuatu terhadap mobil Anda. Celakanya, Anda tak dapat keluar begitu saja dari ruangan itu. Anda menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser. Anda begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu.

Coba renungkan sebentar skenario di atas. Ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran Anda berada di lain tempat, Anda akan sangat gelisah dan kehilangan kesabaran.

Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran Anda ada di ruangan konser, Anda begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu Anda sadar bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran Anda beralih ke tempat parkir. Pada saat itu kenikmatan Anda menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan. Kalau semula Anda begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan Anda masih di tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain.

Dengan contoh sederhana ini saya ingin mengajak Anda semua merevisi total pemahaman kita mengenai kesabaran. Selama ini, sabar seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan seterusnya. Sabar sering diekspresikan dengan mengurut dada. Anda mengalami musibah, kemudian orang datang dan mengatakan,''Bersabarlah menghadapi cobaan ini.'' Anda diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan Anda mengatakan, ''Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu.''

Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi begitu banyak makna mengenai kesabaran.

Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau Anda bersabar Anda akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup Anda.

Definisi baru mengenai kesabaran adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Apa yang terjadi kalau badan Anda di kantor tapi pikiran di rumah, atau sebaliknya Anda di rumah tapi pikiran di kantor? Saya yakin, Anda tak akan menikmati hidup. Dalam menjalankan pekerjaan, seringkali saya harus bepergian jauh ke luar kota selama beberapa hari. Saat itu saya sering merindukan keluarga di rumah. Dan begitu itu terjadi saya merasa stres dan kehilangan kesabaran. Saya ingin buru-buru pulang, dan kenikmatan melakukan pekerjaan pun hilang.

Coba amati apa yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan di jalan. Anda sering menjadi stres. Badan Anda masih di mobil tapi pikiran sudah di kantor, di tempat klien atau di rumah. Anda menderita. Sekarang coba lakukan penyatuan badan dan pikiran Anda kembali. Kuncinya adalah kesadaran. Sadarilah sepenuhnya apa yang sedang Anda alami.

Rasakan tubuh Anda yang sedang duduk di mobil, rasakan sentuhan tangan Anda pada kemudi, dan kaki Anda yang sedang menginjak pedal. Hidupkan musik kesukaan Anda, dan amatilah gedung-gedung yang menjulang tinggi. Anda akan merasakan keajaiban. Perlahan-lahan kesabaran Anda tumbuh kembali. Bukan itu saja Anda juga akan merasakan rileks.

Jangan salah, untuk relaksasi Anda tidak membutuhkan waktu dan tempat yang khusus. Yang Anda perlukan cuma bersabar. Sabar berarti hidup di masa sekarang dan menikmati keberadaan Anda. Anda sering tak sabaran kalau menunggu sesuatu? Coba satukan badan dan pikiran. Anda akan merasakan bedanya.

Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk menjalani prosesnya satu demi satu. Dunia ini diciptakan berproses. Kesabaran berarti menikmati proses tersebut. Anda tak bisa mendadak menjadi kaya, pandai, dan kompeten. Anda harus mau bersabar menjalani prosesnya dari ke hari. Dalam hal ini berlaku hukum pertumbuhan, Anda hanya menuai apa yang Anda tanam. Tak ada hal yang instant! Kalau Anda melewati prosesnya karena ingin cepat kaya, atau ingin cepat terlihat pandai. Anda melawan hukum alam, karena itu bersiap-siaplah menerima konsekuensinya pada suatu saat nanti.

Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan terasa lebih nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya penderitaan. Apapun karir dan profesi Anda, yang menyebabkan Anda berhasil bukanlah kepandaian tetapi kesabaran Anda. Inilah rahasianya mengapa agama selalu mengatakan, ''Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar!''

Oleh: Arvan Pradiansyah, Dosen UI & Pengamat Manajemen SDM
e-mail: probis@republika.co.id, faksimile: 021-7983623

Senin, 23 Februari 2009

Datang Melalui Jendela Waktu

Alumni Pika yang budiman,
Kita semua mempunyai waktu yang sama dalam sehari, yaitu 24 jam atau 1440 menit atau 86400 detik. Pernahkah kita perhatikan, waktu kita itu habis untuk apa saja ? Apakah waktu kita berlalu dengan sia-sia atau dengan penuh makna ? Artikel berikut ini sedikit memberi inspirasi bagaimana memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Silahkan dibaca. (PDS)
 
 

Datang Melalui Jendela Waktu
Gede Prama

Dalam ilmu pengetahuan, sejak dulu sampai sekarang, ruang dan waktu adalah dua misteri besar. Kendati sejumlah film fiksi mencoba menelaah dan menelusurinya, tetapi keduanya masih tersisa sebagai misteri besar. Demikian juga dengan penelitian, meskipun pernah ditemukan bahwa ditempat dimana daya tarik gravitasi bumi bisa dikurangi sang waktu bisa sedikiti direm perjalanannya. Namun tetap menjadi misteri.

Dunia film dan dunia ilmu pengetahuan boleh menyebutnya sebagai misteri, namun bagi saya waktu adalah sebuah jendela besar dari mana banyak sekali hal datang. Kejahatan, kebaikan, kebesaran, kekerdilan, kesuksesan, kegagalan dan bahkan Tuhan juga datang melalui jendela yang sama. Sayang, ada banyak sekali manusia yang membiarkan saja jendela waktu tidak
berfungsi.

Pengangguran yang membuang2 waktunya secara percuma, pekerja yang mengeluh bahwa dirinya kelebihan waktu, pemimpin dengan seluruh kesempatannya yang membiarkan saja kesempatan berbuat baik lewat begitu saja, pengusaha lengkap dengan uangnya yang membiarkan saja sang waktu lewat tanpa tanda2 kebaikan yang berarti, hanyalah sebagian contoh, bagaimana jendela waktu dibiarkan saja kosong tanpa dilewati tindakan berarti.

Cobalah menoleh ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakang, kesempatan untuk memanfaatkan jendela waktu tersedia secara melimpah. Sampah yang dibuang sembarangan, bawahan2 kita yang lama tidak kita ajak bicara, satpam dekat rumah yang haus akan sapaan orang, petugas cleaning service dikantor yang sangat miskin terima kasih orang lain, anak2 yang jarang bertemu kita di rumah, isteri/suami yang dilewati saja oleh kesibukan2, buku dikantor yang lama tidak terbaca, teman yang lama belum ditelpon, adalah sebagian peluang2 tindakan berarti yang bisa lewat melalui jendela waktu. hanya saja, baik karena faktor khilaf, tidak tau, atau faktor lain, semua peluang ini lewat begitu saja.

Sebagai hasilnya, jadilah jendela waktu menjadi jendela kosong, atau menjadi jendela yang dilewati hanya oleh 'makhluk2' berbau tidak sedap. Kebencian, dendam, kemarahan yang tidak terkelola dan liar, hanyalah sebagian dari makhluk2 yang berbau tidak sedap. Namun, dengan pongahnya mondar mandir melewati jendela tadi tanpa pengelolaan dan pengawasan kita. Sebagai hasilnya, mirip dengan orang yang seringkali masuk ruangan berbau tidak sedap, maka badan dan jiwa ini juga dibuat berbau tidak sedap. Kalau boleh jujur, inilah yang berada dibalik kehidupan banyak orang, yang tanpa dikehendaki, tidak bisa diterangkan sepenuhnya, tidak diniatkan dan direncanakan, eh tiba2 meluncur ke lumpur. Kemudian, penuh keheranan bertanya : kenapa hidup saya jadi berlumpur begini ?

Andaikan banyak orang secara sengaja membiarkan jendela waktunya dilewati oleh bau2 harum kebaikan, mungkin kebingungan sebagaimana pertanyaan terakhir bisa dikurangi secara sangat meyakinkan. Dalam jangka pendek, tidak tertutup kemungkinan kalau Anda dikatakan bodoh, lugu dan sejenisnya. Namun, dalam jangka panjang bangunan2 sang jiwa sedang dibuat kokoh oleh semen, bata dan pasir2 kebaikan.

Kalau diselami secara agak dalam, catatan hidup seperti inilah yang berada dibalik sejumlah konglomerat spiritual seperti Mahatma Gandhi, Buddha Gautama, Jalalludin Rumi, Santo Franciskus. Bau harum hidupnya berumur melampaui jauh lebih lama dari umur badan kasarnya. Bisa jadi, bau harum akan tercium selamanya.

Terus terang saya iri sekali dengan kinerja hidup konglomerat2 spiritual. Kalau mereka bandingannya, sungguh saya hanya pungguk yang merindukan bulan. Sebagaimana juga kebanyakan orang, sejelek dan serendah apapun kinerja hidup kita, jendela waktu tetap terbuka buat semua orang -- sekali lagi buat semua orang.

Mengakhiri cerita tentang jendela waktu, seorang rekan yang bekerja di Toko Buku Gramedia memberikan saya hadiah sebuah pepatah tua dari Irlandia. Pepatah ini berjudul "Ambillah Waktu". Ia tidak hanya bertutur apik, juga sangat inspiratif, sehingga saya tempel di meja makan tempat saya dan keluarga sering berkumpul. Izinkan saya juga membaginya buat Anda.

Ambillah Waktu

Ambillah waktu untuk berpikir
Itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk bermain
Itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah waktu untuk membaca
Itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk berdoa
Itu adalah kekuatan terbesar di bumi
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai
Itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah waktu untuk bersahabat
Itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk memberi
Itu adalah hari yang sangat singkat untuk kepentingan diri sendiri
Ambillah waktu untuk bekerja
Itu adalah nilai keberhasilan
Ambillah waktu untuk beramal
Itu adalah kunci menuju surga

Dalam keheningan dan kejernihan, setelah menyelami pepatah tua diatas, waktu rupanya tidak hanya berfungsi sebagai jendela tempat lewatnya banyak sekali hal. Ia sekaligus sebuah sumber air yang sangat luar biasa, tidak akan pernah habis, dan tersedia sama buat semua orang. Persoalannya adalah, akankah kita menggunakannya atau membiarkannya hilang ditelan angin ?

Kamis, 19 Februari 2009

Tidak Cukup Hanya Kerja Baik

TIDAK CUKUP HANYA KERJA BAIK

Kompas, 24 Juni 2006

 

 

 

Tidak sedikit saya bertemu karyawan yang curhat mengatakan bahwa tidak ada bedanya jadi pekerja "biasa-biasa" saja dengan pekerja yang banting tulang dan "luar biasa". "Tetap saja saya harus melalui jalur stAndar. Menunggu kenaikan pangkat dan gaji massal. Lama kelamaan saya berkesimpulan, orang yang menonjol atau tidak, tidak terlihat di perusahaan"

 

Barangkali ini seperti cerita klise. Anda sudah melakukan outstanding job, namun tetap tidak ada yang peduli ? Jangankan mendapat reward, justru orang lain yang dipromosikan. Jengkel tentu saja. Mau protes ? Nanti dulu. Coba pikir lagi, kapan Anda pernah berupaya secara khusus agar atasan melirik prestasi Anda ? Sudahkah Anda 'menjual' diri agar orang tahu kemampuan Anda ? Jangan-jangan selama ini Anda hanya duduk manis di balik meja, merespons semua instruksi, bekerja cepat, atau menyelesaikan setiap masalah dan keluhan. Anda tidak pernah tahu kapan orang-orang menyadari kesuksesan Anda selama ini.

 

Sadari beberapa poin krusial ini, jika Anda benar-benar ingin 'dilirik' dan diakui keberadaan dan kontribusinya dalam organisasi.

 

1.      Ingat: Kerja Keras itu 'Biasa'

 

Sudah sewajarnya seorang profesional yang bekerja di sebuah organisasi bekerja keras. Rekan-rekan sejawat Anda juga dituntut untuk menampilkan semangat yang sama. Jangan pernah bandingkan diri kita dengan orang yang tidak bekerja keras.

Masalahnya sekarang adalah selain bekerja keras, kita perlu dikenal dan terlihat 'kinclong'. Ketidaksadaran individu untuk menjual hasil karyanya inilah yang sering membuatnya tenggelam. Kerap kita mendengar ungkapan, "saya hanya seorang administrator." Apakah seorang administrator tidak bisa menonjol dan meraih puncak karir dalam organisasi ?

 

2.      Ciptakan Nilai Tambah

 

Keahlian tidak bersifat instan dan tidak terikat gelar pendidikan. Keahlian justru dimatangkan oleh pengalaman di lapangan, dari proyek yang ditangani, dari persoalan yang muncul, atau dari kesalahan yang dibuat. Anda perlu 'membungkusnya' agar keahlian ini bisa mengendap, muncul, dan membawa perubahan dan gaya dalam pemecahan masalah khas Anda. Prinsipnya, jangan hanya bisa mengerjakan sesuatu, tetapi jadilah ahli solusi yang memiliki gaya khas ! Hanya dengan nilai tambah yang signifikan, profesionalitas Anda menjadi 'luar biasa'

 

3.      Bersahabat dengan Ide dan Rangkul Peluang

 

Seringkali saya sedih bila individu melihat sukses dikaitkan dengan jenis pekerjaannya. Seolah ada pekerjaan kelas satu dan kelas kambing. Suami saya yang hafal sejarah luar kepala, mendapatkan pelajaran dari seorang guru yang selalu melakukan roleplay dengan penggaris, kursi, dan alat bantu sederhana lain yang ada di dalam kelas untuk mengajarkan sejarah. Bukankah ini suatu cara kreatif? Tidak selamanya ide kreatif harus datang dari eksekutif top atau bagian kreatif perusahaan. Ide sekecil apapun, bila digarap sungguh-sungguh bisa mengubah sesuatu yang penting dan bermanfaat bagi perusahaan.

Apapun peran yang Anda emban di organisasi, ingatlah untuk selalu mencari peluang yang bahkan tidak terpikirkan oleh orang lain. Anda bekerja di bagian back office? Ciptakan alur kerja yang lebih efisien untuk kemudahan kerja unit Anda, dan hitung dampaknya terhadap cost . Cari sebanyak mungkin kesempatan, dan lakukan eksekusi secara cermat. Cari dukungan dari orang-orang yang mau mendengarkan dan membantu menjual ide Anda. Sekali Anda berpikir tentang ide, Anda akan terus kritis mencari celah untuk kemajuan kerja dalam skala yang lebih luas, bahkan hingga ke tahap organisasi.

 

4.      Sekali Luar Biasa Tidak Selamanya Luar Biasa

 

Seorang manajer pemasaran yang berhasil meluncurkan produk dan bahkan mendongkrak angka penjualan produknya dengan 100%  tidak bisa berada dalam comfort zone . Ia tidak bisa mengklaim sejarah kesuksesannya untuk waktu yang lama. Bila ia tidak menciptakan kesuksesannya kembali, apakah melalui kegiatan yang sama dengan target lebih atau kegiatan lain dengan hasil yang lagi-lagi menonjol, maka keterlihatannya pun akan berangsur pudar.

 

5.      Jual dan Tonjolkan Keberhasilan

 

Saat Anda dan tim mencapai kesuksesan dalam proyek atau menemukan solusi yang hasilnya luar biasa, jangan lalu berhenti. Bagilah pengalaman Anda kepada orang lain. Manfaatkan media komunikasi di perusahaan, apakah bulletin, intranet atau website yang paling mungkin dibaca oleh orang-orang penting di perusahaan Anda. Gali masukan dan diskusikan lebih lanjut dengan orang-orang yang berkepentingan. Cari orang-orang yang bisa membantu Anda menuangkan kisah sukses Anda secara cerdas,

 

Sukses Anda, sekecil apapun, bila dikemas dengan cantik, bisa memberi inspirasi kepada orang banyak. Hal yang lebih penting lagi, "sense of success"  akan berdampak luar biasa bagi kemajuan Anda pribadi. Jangan pernah takut untuk menampilkan keberhasilan Anda kepada orang lain. Katakan "saya berupaya keras dan telah berhasil" dengan penuh percaya diri, dan suarakan secara positif dan tepat.

 

 

Rabu, 18 Februari 2009

Membakar Surga

Membakar Surga, Menyiram Neraka
Oleh: Gede Prama

Melakukan kilas balik kehidupan, mungkin itu salah satu hobi dan kesenangan
saya di waktu senggang. Bukannya tidak menghargai dan tidak mensyukuri hari
ini, tetapi saya masih meyakini bahwa kita lahir dari 'ibu kandung' yang
bernama masa lalu. Dari bibit-bibit masa lalu itulah kita dibuat. Kemanapun
kita bergerak, apapun kita lakukan, atau apa saja yang kita impikan di masa
depan, bibit-bibit terakhir akan senantiasa ikut dan ada dalam diri kita.

Dalam salah satu perjalanan kilas balik untuk mengenali bibit dan bahan dari
masa lalu tadi, masih teringat jelas dalam bayangan, bagaimana orang tua dan
kakak-kakak saya pertama kali mengajarkan agama. Mirip dengan pengalaman
banyak sekali orang - dan ini sudah saya cek ke banyak sekali orang secara
lintas agama - sayapun dijejali pelajaran agama melalui pendekatan
surga-neraka. Mereka yang hidup baik masuk surga, mereka yang hidup jahat
masuk neraka. Sederhana, simpel dan mengena - demikianlah banyak orang tua
dan banyak manusia meyakini.

Saya khawatir, tidak hanya saya, jangan-jangan Andapun masuk dalam perangkap
surga-neraka ini. Kendati sudah belajar ilmu pengetahuan ke sana-sini,
menumpuk perjalanan karir dan hidup yang tidak sedikit, tetap saja bayangan
akan surga dan neraka mengikuti setiap perbuatan, ucapan dan pikiran saya
sebagai manusia biasa.

Positifnya, ada semacam pagar dan rel-rel yang membuat kita tidak terlalu
jauh melanggar etika-etika hidup dan kehidupan. Boleh saja ada yang
beranggapan bahwa agama gagal dalam memecahkan masalah manusia kontemporer,
namun tanpa pagar dan rel-rel yang bernama surga-neraka, peradaban manusia
tentu saja akan jauh lebih mengerikan dibandingkan apa yang kita alami
sekarang-sekarang ini.

Negatifnya, pagar dan rel-rel tadi mengurangi keikhlasan, ketulusan dan
kemurnian kita dalam berdoa. Surga-neraka membuat banyak manusia kemudian
melakukan 'transaksi dagang' dengan Tuhan. Kalau baik, surga hadiahnya.
Kalau jahat, neraka hukumannya. Bukankah itu rumus-rumus sederhana kaum
pedagang ? Saya tidak tahu, sejauh bacaan saya terhadap sejumlah buku suci,
tidak ada satupun buku suci yang menyebutkan bahwa Tuhan berprofesi sebagai
pedagang. Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Pemaaf adalah sebagian sebutan
yang diberikan kaum bijak pada Tuhan. Tetapi sebagai pedagang ? Belum pernah
saya mendengar dari kiai, pendeta, rahib, pemuka agama manapun, atau kaum
bijak yang lain.

Dalam bingkai perenungan seperti ini, saya angkat topi sekali kepada seorang
pemikir Sufi - maaf lupa namanya - yang memiliki keinginan untuk membakar
surga dan menyiram neraka. Bukan untuk berperang dan mbalelo kepada Tuhan,
namun untuk melapangkan jalan keikhlasan, ketulusan dan kemurnian dalam
berdoa.

Pada setiap agama memang ada rangkaian cara berdoa yang sama sahnya. Hanya
saja, dalam cara manapun, niat untuk berdagang dengan Tuhan, senantiasa
menjadi penghambatnya keihklasan, ketulusan dan kemurnian. Coba Anda
bayangkan kalau berdoa, dilengkapi dengan harapan agar gaji kita naik bulan
depan. Atau berdoa sambil memohon agar Anda dicium wanita cantik setelah
berdoa. Bukankah seluruh keheningan dan kebersihan doa kita menjadi
terganggu ? Ia mirip dengan kaki dan badan bersih yang berjalan di atas
jembatan yang kotor. Demikianlah nasib siapa saja yang berdoa disertai niat
berdagang dengan Tuhan.

Dalam tataran refleksi seperti ini, kadang saya memang agak kecewa dengan
warna awal tentang agama yang masuk ke dalam pikiran ini. Kenapa mesti
surga-neraka ? Kenapa bukannya keihlasan, ketulusan dan kecintaan pada Tuhan
? Demikianlah kira-kira hati kecil ini kadang melemparkan kekecewaannya.

Pandangan seperti ini memang bukan pandangan populer. Bahkan beresiko untuk
dikira melakukan radikalisasi agama. Dan pada sahabat-sahabat yang kurang
menyukai sikap seperti ini, mohon izinkan saya berjalan dengan jalan ini.
Dan jangan dibumbui oleh kebencian. Ini penting, karena kebencian jenis
terakhir ikut juga membuat jembatan doa saya menjadi lebih kotor lagi.

Saya tidak tahu, apa yang ada di benak dan niat Anda ketika berdoa. Saya
berusaha untuk mengurangi sekecil-kecilnya niat untuk berdagang dengan
Tuhan. Untuk kemudian, bergerak ke dalam jembatan-jembatan doa yang bernama
keheningan, ketulusan, kemurnian dan kecintaan pada Tuhan.

Jangan tanya saya hasilnya, karena ini hanya ditanyakan oleh 'pedagang' doa.
Jangan juga tanya kemana saya mau pergi dengan langkah-langkah doa seperti
ini. Apa lagi kalau ditanya apakah saya pernah bertemu Tuhan dengan cara
seperti ini. Jelas saja tidak jawabannya. Bagi mereka yang hidup dalam
kaidah-kaidah hasil, cara seperti ini memang membingungkan. Namun, siapa
saja yang menyelami prinsip-prinsip mengalir dalam kehidupan, ia akan bisa
mencernanya secara lebih mudah.

Seperti air laut yang disinari mata hari, kemudian menjadi awan, dan pada
tahap berikutnya menjadi hujan, melewati sungai dan kembali jadi laut lagi,
demikianlah keikhlasan dan kecintaan pada Tuhan sedang saya bangun.
Keindahan memang relatif dan sulit dijelaskan. Rezeki memang bukan urusan
kita manusia. Apa lagi kesuksesan, ia adalah hasil kombinasi banyak variabel
yang kompleks. Dan kalau benar pemikir Sufi di atas mau membakar surga dan
menyiram neraka, saya akan ikut berkontribusi di sana.

Break the limit

Dear all,

Berikut ada artikel bagus dari milis tetangga bagi yang suka akan tantangan, tetapi tidak (belum) ada yang menantang.

Mungkin bermanfaat.

Rgds


Break The Limit !!!

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan memberikan training di Bandung. Karena acara dimulai jam 13.00 maka saya berangkat dari Jakarta pukul 9.30 .. Ketika mulai memasuki tol ke arah Sadang, di belakang saya ada sebuah mobil Lexus berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka walaupun ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak. Jika mobil di depannya tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan mengambil jalan ke kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.

Supaya tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan cara menyetir si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil tersebut dari belakang. Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain di tol, kecuali mobil tersebut dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah kecepatannya. Karena sedang membututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan mobil saya.

Ketika saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam. Padahal selama ini, kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah 140 km/jam, saya tidak berani melaju diatas itu. Tapi dengan adanya mobil yang saya ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil saya. Sesuatu yang sulit saya lakukan jika tidak ada sparringnya.

Karena saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam tersebut. Ketika saya mulai memacu kendaraan lagi, saya coba untuk berlari 160 km/jam lagi. Saya berhasil mencapai kecepatan tersebut tetapi tidak berani terlalu lama karena belum terbiasa. Ketika kemudian ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya buntuti, saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup lama.

Sama seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal melakukan sesuatu. Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Namun kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih hebat dari kita, entah itu seorang atasan, seorang coach, seorang mentor, role model atau apapun, maka kita bisa terpacu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Namun jika kita belum matang belajar dari sparring partner kita dan mencoba untuk mandiri, mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada di kondisi sama seperti ketika ada sparring partner.
Nantinya jika kita sudah mempunyai pola dan terbiasa, barulah kita mulai bisa mandiri.

Robert Kiyosaki mengatakan bahwa penghasilan seseorang ditentukan 5 orang terdekatnya.
Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa menjelaskan pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut. Jika orang-orang di dekat kita hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di sekelilingnya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadi luar
biasa.

Apakah ada penjelasannya secara Science? Ternyata ada. Di dalam otak manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut Mirror Neuron, yang bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Jika di sekelilingnya orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron kita akan meniru mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau sebaliknya, maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.

- Siapa mobil hitam yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan anda selama ini ?
- Siapa orang hebat dan luar biasa yang akan anda ikuti agar bisa menembus batas yang selama ini membatasi hidup anda ?

Temukan orang tersebut, ikuti dan pelajari bagaimana ia memandang dirinya, bagaimana keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang, bagaimana ia membangun kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya, maka anda akan mendobrak batas yang selama ini membatasi hidup anda !

Step Up, Live Life to the Max and Make Your Dreams Come True !

 

 

Senin, 16 Februari 2009

Tindakan Kecil Tidak Dikenal

Alumni Pika yang berbahagia,
Kesaksian hidup Gede Prama dalam artikel berikut ini patut kita simak. Menurutnya, banyak hal-hal yang kelihatannya kecil kalau kita lakukan dengan ketulusan akan menimbulkan kebaikan bagi pelakunya. Terlepas dari anda setuju atau tidak, coba baca kisah selengkapnya di bawah ini. (PDS)


Tindakan Kecil Tidak Dikenal
Oleh: Gede Prama

Di kota Liverpool Inggris, tempat John Lennon melahirkan kelompok musik yang
pernah merubah sejarah dunia, saya pernah mengalami sebuah pengalaman
kemanusiaan yang amat menyentuh. Setelah antre cukup lama di kantor
imigrasi, guna memperpanjang visa isteri saya, lebih-lebih setelah mendengar
orang di antrean depan ditanya dan dimaki sana-sini, hati ini sempat kecut
juga. Belum lagi ditambah dengan stok tiket return yang batasnya hari itu
juga. Plus tidak ada uang untuk menyewa hotel kalau terpaksa menginap.
Begitu cekaknya keuangan, bekalpun membawa dari kota Lancaster yang berjarak
sekitar empat jam perjalanan kereta api.

Sesampai di depan petugas, saya terangkan maksud kedatangan saya. Ketika
petugas tahu, bahwa visa yang mau diperpanjang adalah visa isteri, ia
bertanya apakah saya membawa akte pernikahan. Busyet, saya lupa membawanya. Kalaupun saya bawa, pasti ia tidak mengerti karena dalam bahasa melayu.

Saya sudah siap-siap mental dimaki sebagaimana orang Pakistan di depan, atau
disuruh kembali lain waktu. Tiba-tiba saja saya ingat lagu John Lennon yang
berjudul Imagine, yang bertutur mengenai mimpi John tentang kehidupan
manusia yang tanpa agama, bangsa dan atribut lain yang memisahkan.

Di tengah lamunan akan John Lennon tadi, tiba-tiba saya dikejutkan oleh
suara petugas imigrasi yang menemukan kata Bali sebagai tempat lahir isteri
saya di pasport. Dengan ekspresi yang amat bersahabat ia bertanya, di bagian
mana dari Bali ia lahir, apakah kami sekeluarga senang tinggal di Inggris,
dan sederetan pertanyaan yang sangat menghibur.

Ketika saya tanya balik, kenapa ia demikian bersahabat setelah tahu kami
dari Bali, petugas tadi menceritakan pengalaman pribadinya yang pernah
ditolong orang Bali, ketika mengalami kecelakaan saat berwisata di pulau
dewata ini. Singkat cerita, semua urusan menjadi beres hanya karena ada kata
Bali di pasport.

Mirip dengan pengalaman di Liverpool, di Manchester saya juga pernah
diselamatkan nasib baik. Setelah menempuh penerbangan dari Paris yang
melelahkan, saya ikuti saja antrean manusia yang ada di depan guna diperiksa
imigrasi. Setelah pegal berdiri setengah jam, dan akan memperoleh giliran
bertatap muka dengan petugas imigrasi, baru saya tahu walau saya antre di
tempat yang keliru. Sebagai warga Indonesia, saya antre di tempat yang
ditujukan untuk warga masyarakat Eropa. Padahal, pesawat berikut ke tempat
lain mesti take off kurang dari sejam lagi.

Saya sudah pasrah, what will be, will be. Pertama-tama, tentu saja
petugasnya cemberut melihat tampang saya. Lebih-lebih setelah melihat
passport yang berisi gambar burung garuda. Namun, karena kesabaran petugas,
dibuka juga itu passport sambil bertanya, di mana saya tinggal selama di
Inggris. Setelah saya jawab dengan sebutan desa Galgate di pinggiran kota
kecil Lancaster, tiba-tiba wanita di depan saya wajahnya sumringah. Dengan
akrab dia bercerita tempat lahirnya. Penduduk desa kecil yang amat
bersahabat. Buah apel yang bisa dipetik siapa saja oleh penduduk desa
Galgate. Orang-orang tua jompo yang penuh senyum dan persahabatan tanpa
pamrih dan masih banyak lagi yang lain. Dan, tiba-tiba saja petugas imigrasi
ini minta saya menunggu sebentar, sementara ia pergi membawa passport saya
ke counter lain. Tidak lebih dari tiga menit, ia sudah mengembalikan
passport saya lengkap dengan stempel imigrasi. Sambil berpesan : sampaikan
salam kangen saya buat penduduk desa Galgate.

Boleh percaya boleh tidak, saya mengalami kejadian-kejadian seperti ini,
dalam frekuensi yang cukup sering. Sejumlah rekan Tionghoa yang mengerti
petunjuk hoki, menyebut saya manusia hoki karena bentuk hidung, telinga dan
dagu yang cocok dengan ciri-ciri hoki. Sebagai manusia biasa, saya memang
memiliki banyak kekurangan. Disebut sering suka cerita yang porno dan jorok.
Suka 'ngompol' (ngomong politik). Berteriak kalau lagi marah besar di rumah.
Wika, Adi dan Suci adalah manusia-manusia yang paling tahu daftar kekurangan
saya. Akan tetapi, sejak umur yang sangat kecil, saya dibiasakan oleh
seorang kakak, untuk mengumpulkan daftar tindakan-tindakan kecil yang tidak
bernama. Tidak dikenal. Tidak dihitung. Namun, berguna buat alam dan orang
lain.

Bukan pada tempatnya, kalau saya membeberkan daftar tindakan-tindakan saya
di kolom ini. Yang jelas, ada semacam kesegaran dalam jiwa, sesaat setelah
melakukan tindakan-tindakan tidak dikenal dan tidak bernama. Kepala yang
pusing, tiba-tiba jadi membaik. Kantong cekak yang membuat dahi berkerut,
berubah menjadi ucapan terimakasih ke Tuhan. Isteri yang tadinya kelihatan
seram jadi lembut dan cantik. Banyak hal bisa berubah setelah melakukan
tindakan-tindakan model terakhir.

Saya tidak tahu, apa ini sebuah sugesti, atau ada tangan-tangan kekuatan
alam yang membuatnya demikian. Yang jelas, alam bisa demikian perkasa dan
bertahan lama, karena bergerak dalam siklus memberi, memberi dan memberi.
Rumput hijau memberi kesejukan. Matahari membawa energi. Air menghadirkan
kehidupan. Adakah mereka membutuhkan imbalan lebih?

Belajar dari ini semua, saya berusaha untuk mematikan keran di tempat umum
yang lupa ditutup orang lain. Membukakan pintu ke orang lain yang tidak
dikenal di lokasi-lokasi publik. Mengembalikan posisi pohon yang
roboh. Mengubur kucing yang mati digilas mobil orang. Bagaimana dengan Anda?

Kamis, 12 Februari 2009

Ethos Kerja

ETHOS KERJA

Kompas, 22 April 2007

 

 

 

Di sebuah lembaga yang paling bergengsi di negara ini, semua karyawan di dalamnya tampak sibuk berlomba untuk memperbaiki kinerja, adu pintar, adu produktif, adu prestasi, juga berlomba meningkatkan gelar ke jenjang yang lebih tinggi, S2 bahkan S3. Gaji dan benefit yang diterima karyawan di lembaga itu juga sangat oke. Semestinya, karyawan happy di lingkungan yang sekompetitif dan seapresiatif ini. Kenyataannya, karyawannya mengaku tidak terlalu happy, merasa resah, merasa tidak 'berisi', tidak pede bila bertemu orang luar, walaupun ketidakpedean ini lebih banyak tersembunyi di balik sikap arogan.

 

Meski terlihat keren, juga produktif, namun bila individu yang bekerja dalam organisasi merasa 'lelah' dengan hubungannya dengan organisasi, tidak cinta organisasi, tidak bangga dengan aturan main kantor, berarti ia sedang bekerja dengan ethos kerja yang rendah. Di organisasi dengan ethos kerja yang tinggi, kita akan merasakan bahwa karyawan umumnya lebih nyaman, lebih helpful, tidak membatasi diri, lebih sabar, lebih bisa berkomunikasi profesional dengan jelas tanpa memancarkan rasa 'lelah'

 

Ethos kerja sebenarnya adalah istilah populer untuk 'selera bekerja'. Kita tahu betul bagaimana membedakan antara berselera makan dan tidak berselera makan, bukan ? Nah. Orang dan organisasi yang punya ethos kerja tentunya menunjukkan semangat untuk berkolaborasi, berdebat, berkomunikasi, berprestasi yang 'tidak ada matinya', sehingga secara nyata dapat memetik hasil yang riil dan memberi kontribusi bagi kemajuan organisasinya, juga bangsanya. Sementara, perusahaan dengan ethos kerja rendah dapat segera terlihat dari adanya kesulitan kolaborasi, menebar gosip ke segala penjuru, absenteeism, serta tidak adanya inovasi

 

'SEMANGAT' BUKAN SEGALA-GALANYA

 

Rekan saya adalah seorang yang sangat bersemangat dan bergairah. Dia selalu beranggapan bahwa ia membangkitkan semangat tim, atasan bahkan teman-temannya. Belakangan, ia mendapat kritik dari berbagai pihak di tempat kerja. Kritiknya menyangkut kegemarannya bergosip, kinerjanya yang tidak jelas, janji-janji yang tidak membumi, dan analisa serta strategi yang tidak terarah.

 

Ketika petugas HRD menegurnya, ia berargumentasi: "Bukankah saya membangkitkan semangat teman-teman ?" dan "Bukankah saya menyampaikan aspirasi teman-teman yang tidak bisa mereka utarakan secara jelas kepada Perusahaan?" Ini adalah contoh, dimana suasana kerja bisa tampak seolah bersemangat dan bermotivasi tinggi, tapi belum tentu menghasilkan kinerja yang produktif, efektif juga efisien. Jadi semangat bukan segala-galanya bila kita merujuk ethos kerja tinggi.

 

Fokus pada "Self Esteem" Karyawan

 

Di sebuah perusahaan yang baru-baru ini mengadakan program job valuation, sebagian besar karyawannya mendapatkan kenaikan gaji sebagai hasil program ini. Meski di satu sisi hal ini menggembirakan, namun banyak sekali karyawan yang merasa "gamang" dengan kenaikan gaji tersebut. "Saya merasa tidak pantas mendapat gaji sebanyak itu", seorang karyawan berkomentar. Karyawan lain berujar, "orang yang sepanjang hari chatting di kantor kok dapat kenaikan gaji segitu." Apapun latar belakangnya, yang pasti rasa gamang ini bukan rasa yang positif

 

Di lingkungan yang ethos kerjanya positif, karyawannya happy luar dalam. Di lingkungan seperti itu , biasanya karyawan merespek kebijakan perusahaan dan membela tindakan perusahaan. Tidak harus melulu soal menaikkan upah dan benefit, namun perusahaan yang ingin mencapai ethos yang positif sebenarnya bisa memperhatikan bagaimana karyawan "merasa" tentang jabatan, tugas, arah serta image perusahaan tempat ia bekerja. Karyawan bisa saja diberi tugas banyak dan diberi upah yang tidak nomor satu di industrinya, tetapi tetap merasa positif dengan pekerjaan dan jabatannya. Karyawan perlu tahu persis mengapa ia bekerja dan memangku jabatan yang berbeda dengan rekan kerjanya. Ia juga perlu tahu persis mengapa ia berbeda dengan rekan kerjanya dalam bobot tugas, jenis tugas bahkan sampai ke pengupahannya. Dan alasan tersebut perlu ia terima secara positif.

 

Penyadaran ini akan menyebabkan individu merasa leluasa dan "nyaman" berprestasi walaupun bekerja keras. Penyadaran ini pun perlu  mencapai tingkat di mana individu tahu dan sadar mengenai potensi dan kompetensi sekaligus keterbatasannya. "Tidak semua orang harus di promosi", "Tidak semua orang bisa jadi direktur", tetapi setiap orang bisa memberi kontribusi yang banyak. Dan setiap orang bisa happy sesuai dengan level kompetensinya.

 

Trust Dibangun dari Transparansi

 

Keyakinan perusahaan bahwa karyawan harus mendapatkan kejelasan informasi dan karenanya perusahaan perlu mengupayakan transparansi kepada karyawan akan menyebabkan karyawan merasa dianggap sebagai "orang penting" di perusahaan, dihargai dan direspek. Dari sinilah karyawan mempunyai energi untuk "memberi", menservis, berkreasi dan berinovasi. Sebagai timbal balik dari nilai tambah yang diberikan karyawan, perusahaan pun bisa lebih banyak memikirkan "privasi"  individu, menepis gosip, meningkatkan keamanan, juga kesehatan jiwa dan fisik karyawan. Upaya saling memberi ini kemudian akan terasa sebagai lingkaran "malaikat" yang semakin lama semakin kokoh dan berenergi untuk menyulut ethos kerja ke level yang semakin tinggi

 

Rabu, 11 Februari 2009

The One Minute Manager

The One Minute Manager

* MANAJER SATU MENIT

 

The One Minute Manager hanyalah sebuah simbol bahwa di era digital ini kita tidak semestinya menyia-nyiakan waktu. Semua pekerjaan harus dilakukan secara efektif. Dan bukankah ini adalah sebuah prinsip umum yang banyak dikenal di dunia modern sekarang ini? Namun bukankah ini juga yang ingin dicapai oleh berbagai perkembangan manajemen? Lantas apa beda antara manajer satu menit dengan manajer-manajer yang lain?

 

Alkisah ada seorang anak muda yang mencari sesosok manajer efektif. Ia ingin bekerja pada manajer tersebut. Ia juga ingin kelak ia menjadi manajer seperti itu. Dari pengamatannya ada dua macam manajer.

 

Pertama, manajer yang "tangguh". Mereka mencapai tujuan "kemenangan" organisasi, sedangkan orang-orang mereka "kalah". Atasan mereka beranggapan manajer tersebut adalah manajer yang baik karena bisa mencapai tujuan-tujuan organisasi. Mereka berorientasi pada hasil-hasil dan laba. Namun bawahan mereka berpikiran sebaliknya, karena mereka merasa tersisihkan.

 

Kedua, manajer yang "menyenangkan". Orang-orangnya tampak menang dan senang, namun organisasinya kalah. Bawahan mereka menyebutnya sebagai manajer yang baik, partisipatif, penuh perhatian, beperikemanusiaan. Namun atasan mereka mengernyitkan dahi karena tujuan organisasi tampak tersisihkan. Mereka cenderung berorientasi pada orang.

 

Seolah-olah kebanyakan manajer di dunia ini hanya berminat pada satu di antara dua ini: hasil atau orang. Yang beorientasi pada hasil disebut otokratis. Sebaliknya, yang berorientasi pada orang disebut demokratis. Anak muda itu beranggapan bahwa ke dua tipe manajer itu setengah efektif. Manajer yang efektif semestinya mampu mengatur diri mereka sendiri dan orang-orang yang bekerja dengan mereka sehingga organisasi maupun orang-orangnya dapat mengambil keuntungan dari kehadiran mereka.

 

Tapi, bagaimana?  Akhirnya ia bertemu dengan seorang manajer yang disebut-sebut orang sebagai manajer yang efektif. Manajer tersebut menyebut dirinya sebagai manajer satu menit. Apa itu? Yaitu manajer yang memperoleh hasil-hasil baik tanpa membutuhkan banyak waktu. Jika demikian, apakah ini berarti manajer satu menit lebih cenderung pada hasil-hasil saja? Tidak! Karena manajer satu menit juga mengadakan rapat-rapat, mendengarkan bagaimana orang-orang mereka meninjau dan menganalisa pencapaian, problem dan pengembangan strategi di masa depan. Dan keputusan-keputusan dalam rapat itu mengikat bagi seluruh organisasi. Lho!

 

Jika demikian manajer satu menit adalah manajer yang cenderung partisipatif dan mementingkan kemenangan orang-orang dong? Bukan! Manajer satu menit adalah manajer yang berusaha mencapai tujuannya, baik itu kuantitas dan kualitas, melalui orang.

 

Prinsip utama yang menjadikan manajer satu menit mampu mencapai kemenangan tujuan dan kemenangan orang adalah "ORANG-ORANG YANG MERASA ENAK TERHADAP DIRI MEREKA MEMBERIKAN HASIL-HASIL YANG BAIK". Setiap orang akan bekerja dengan sangat baik jika mereka sedang merasa enak terhadap diri mereka sendiri. Maka, kuncinya adalah bagaimana kita bisa membantu orang-orang itu merasa enak terhadap diri mereka sehingga mereka melakukan lebih banyak dan lebih baik.

 

Anda harus membantu orang-orang mencapai potensi penuh mereka. Anda harus mendorong orang dapat bekerja sangat baik, yaitu mereka bisa menghasilkan hasil-hasil yang berharga dan merasa senang terhadap diri mereka, organisasi serta orang lain dengan siapa mereka bekerja. Manajer satu menit menginvestasikan pada orang-orang untuk mendapatkan hasil-hasil, karena orang adalah sumber daya terpenting. Bagaimanakah kita bisa memulai menjadi manajer satu menit? Ada tiga rahasia yang akan dibahas.

 

RAHASIA 1: SASARAN-SASARAN SATU MENIT

 

Rahasia pertama dari tiga rahasia menjadi manajer satu menit adalah penetapan sasaran-sasaran satu menit. Ini adalah pondasi dari manajemen satu menit.

 

Persoalan yang banyak dihadapi karyawan adalah kesulitan mereka untuk melihat sasaran yang harus dicapai. Banyak sekali kita melihat karyawan yang bekerja tanpa motivasi, memberikan hasil yang biasa-biasa saja, bahkan mereka dianggap sebagai orang sulit lagi menyusahkan. Tapi tak jarang di luar pekerjaan, mereka justru tampak sebagai seorang yang penuh keceriaan dan menyenangkan dalam mengerjakan kegiatan-kegiatannya. Misal: ada karyawan yang tampak menyebalkan di kantor, justru sangat bergairah ketika bermain bowling di luar jam kantor. Mengapa? Alasannya sederhana saja, karena mereka mampu melakukan lemparan "strike". Mengapa mereka mampu melakukan "strike"? Karena mereka tahu secara jelas botol-botol bowling yang harus dijatuhkan. Botol-botol bowling itu adalah sasaran yang jelas. Dan, setiap orang selalu termotivasi untuk melakukan sesuatu, asal sesuatu itu jelas.

 

Kembali ke analogi bowling tadi. Mengapa seseorang senang bermain bowling? selain karena jalur lintasan dan bola-bola bolwing tampak jelas, mereka bisa mengetahui skor yang mereka dapat dari setiap pukulan, sehingga mereka tahu berapa bola lagi yang harus dijatuhkan. Dalam dunia manajemen, ini disebut sebagai umpan balik. Umpan balik itulah yang menjadi motivator terbesar bagi karyawan. Umpan balik dapat berupa penilaian prestasi. Umpan balik ini menjadikan karyawan tampak baik. Bagi seorang manajer, umpan balik membuatnya menjadi manajer yang baik, karena dengan demikian ia mengetahui apa yang salah, apa yang benar, dan apa yang ada di tengah-tengah.

 

Umpan balik atas pencapaian sasaran-sasaran ini membuat seorang manajer tahu karyawan mana yang jadi pemenang dan karyawan mana yang berpotensi untuk jadi pemenang untuk anda latih sehingga menjadi pemenang. Ini didasari pemahaman bahwa sesungguhnya setiap orang itu calon pemenang. Maka janganlah kita tertipu oleh penampilan mereka yang tampak kalah. Semua ini bertujuan agar setiap orang menjadi termotivasi sekaligus melakukan sesuatu yang produktif. Dan, semua ini bermula dari penetapan sasaran, penilaian prestasi dan perilaku yang sesuai dengan sasaran tersebut.

 

Apakah sasaran satu menit itu? Yaitu, sebuah sasaran yang berdasarkan pada tanggung jawab yang jelas. Seorang manajer satu menit selalu menjelaskan apa yang perlu dilakukan, atau apa yang disetujui oleh karyawannya untuk dilakukan. Lalu menuliskannya sebagai sebuah sasaran dan standar pencapaiannya dalam sebuah penjelasan yang tak lebih dari 250 kata. Sasaran itu harus bisa dibaca dalam satu menit. Sasaran itu harus disepakati bersama, dan dibuat rangkap dua. Satu untuk sang manajer, satu untuk karyawan. Dengan demikian mereka bisa memeriksanya secara periodik.

 

Manajer satu menit percaya bahwa 80% hasil kita, yang benar-benar penting, berasal dari 20% sasaran yang disepakati. Maka sasaran satu menit hanya mencakup bidang-bidang utama dari tanggung jawab karyawan. Namun begitu, manajer satu menit tidak berhenti hanya pada sasaran, ia juga berusaha menjelaskan apa dan bagaimana bentuk pelaksanaan yang baik. Yaitu, dengan mendorong karyawan untuk mencari pemecahan atas setiap persoalan yang dihadapinya sendiri.

 

Jikaseseorang karyawan telah mendapatkan tanggung jawab, maka semestinya ia memutuskan sendiri demi tanggung jawabnya itu segala sesuatu yang harus dikerjakannya. Tidak ada alasan bagi seorang karyawan untuk menggantungkan keputusannya pada orang lain. Bukankah sasaran satu menit telah menjadi tanggung jawabnya sendiri. Maka dia harus memahami bentuk perilaku dan pencapaian yang diharapkan secara jelas. Jadi, penetapan sasaran satu menit adalah:

1.       Menyetujui sasaran-sasaran anda.

2.       Melihat seperti apa perilaku yang baik itu.

3.       Menuliskan setiap sasaran anda pada satu lembar kertas dengan menggunakan kurang dari 250 kata.

4.       Membaca dan membaca ulang setiap sasaran, yang menuntut kurang lebih hanya satu menit setiap kali anda melakukannya.

5.       Sekali-sekali sisihkan waktu satu menit setiap hari untuk melihat apa yang telah anda laksanakan,

6.       Melihat apakah perilaku anda cocok dengan sasaran anda atau tidak.

 

Dengan demikian, manajer satu menit dimulai dengan menetapkan sasaran satu menit, yang harus dibaca setiap hari dalam waktu tak lebih dari satu menit, kemudian menilai perilaku sendiri apakah telah sesuai dengan sasaran tersebut, dan memecahkan persoalan dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

 

RAHASIA 2: PUJIAN-PUJIAN SATU MENIT

 

Adalah hal yang masuk akal, bahwa anda tidak dapat menjadi manajer yang efektif jika anda dan orang-orang anda tidak yakin akan apa yang diperintahkan kepada mereka untuk mereka lakukan. Namun, pekerjaan manajer satu menit belum selesai hanya karena anda telah menetapkan sasaran satu menit. Manajer satu menit tahu bahwa akan lebih mudah bagi karyawan untuk melakukan sesuatu dengan baik jika karyawan mendapatkan umpan balik yang jelas tentang cara karyawan melakukan sesuatu.

 

Segera setelah menetapkan sasaran satu menit, manajer satu menit mengadakan "kontak dekat" dengan karyawannya. Caranya adalah dengan mengamati aktivitas dengan sangat dekat. Manajer satu menit tidak pernah tampak sangat jauh dari karyawannya. Selanjutnya mereka memerintahkan karyawan untuk membuat catatan terinci mengenai kemajuan-kemajuan yang diminta. Pada awalnya mungkin karyawan akan merasa bahwa pekerjaannya sedang dimata-matai, namun inti dari "kontak dekat" ini adalah MANAJER SATU MENIT BERUSAHA MEMBANTU KARYAWAN MENCAPAI POTENSI PENUH DAN MENDAPATI KARYAWAN MELAKUKAN SESUATU DENGAN BENAR.

 

Banyak manajemen, di saat mereka menerima karyawan baru, melakukan hal-hal berikut ini. Mereka menyambut karyawan baru dengan suka hati, mengajak berkeliling perusahaan, memperkenalkan dengan semua orang, mengantar ke tempat kerjanya, kemudian meninggalkan mereka sendirian. Manajemen mengamati karyawan baru itu, dan jika ia melakukan kesalahan, ia disikat. Ini adalah gaya kepemimpinan yang paling populer yang disebut dengan "tinggalkan lalu sikat" atau "tinggalkan lalu minta ia bekerja sebaik-baiknya". Tapi cara ini sama sekali tidak memberikan produktivitas baik.

 

Manajer satu menit menekankan pada hal yang positif. Mereka berusaha mendapati karyawan melakukan sesuatu dengan benar, untuk kemudian melontarkan "Pujian Satu Menit". Saat mereka mendapati karyawannya melakukan sesuatu dengan benar, mereka mendatangi dan berbicara pada karyawan mereka. Seringkali dengan menaruh tangan di bahu karyawan dengan sikap ramah. Mereka melakukan hal ini dengan penuh kepedulian, karena mereka tahu dengan tepat apa yang semestinya dipuji.

 

Mereka tidak serta merta menempatkan diri mereka pada posisi mereka sendiri, namun juga pada posisi karyawan. Karenanya, mereka menunjukkan sikap tulus dan kosisten. Dan ini sangat dihargai oleh karyawan mana pun. Itu semua dilakukan dalam waktu satu menit. Manajer satu menit tidak perlu memuji seseorang panjang lebar. Kepedulian dan ketulusan mereka jauh lebih berharga ketimbang panjang lebarnya kata-kata pujian.

 

Inti terpenting dari rahasia kedua dari Manajer Satu Menit adalah bahwa manajer yang efektif haruslah bertindak juga sebagai seorang pelatih yang baik. Mereka terus-menerus berusaha menumbuhkan potensi penuh dari karyawan, terutama bila karyawan menghadapi tugas-tugas baru. Kunci untuk melatih seseorang melakukan sesuatu tugas baru, pada mulanya, adalah menangkap mereka melakukan sesuatu yang kurang lebih benar sampai akhirnya mereka dapat belajar melakukannya dengan tepat. Sebenarnya kita menggunakan konsep pelatihan seperti ini di saat berhadapan dengan anak-anak dan hewan. Tetapi kita agak melupakannya bila kita berurusan dengan orang dewasa. Padahal hal ini sangatlah alamiah.

 

Dengan menjadi seorang pelatih yang baik, maka manajer satu menit selalu mempunyai orang-orang yang terbaik baginya. Itu juga berarti bahwa bukan hal yang mencemaskan bahwa jika banyak karyawan-karyawan terbaik mereka yang meninggalkan manajer satu menit untuk menjalankan operasinya sendiri. Justru dengan terjadinya perputaran karyawan, perannya sebagai pelatih telah dilakukan dengan baik.

 

Jadi memberikan pujian satu menit hanya buah dari sebuah usaha panjang yang dimulai dari mengamati karyawan dari dekat, meminta karyawan menilai kemajuan-kemajuan mereka sendiri, berusaha mendapati karyawan melakukan sesuatu dengan benar, memberikan umpan balik positif dan kemudian memberikan pujian satu menit. Anda tidak dapat memuji secara efektif dan tulus, jika anda tidak mengikuti seluruh proses kerja karyawan anda. Pujian satu menit adalah alat efektif untuk menumbuhkan potensi karyawan dan menjadikan karyawan merasa nyaman akan diri mereka sendiri.

 

Pujian Satu Menit dapat berhasil baik, jika anda:

1.       Jauh-jauh hari mengatakan pada karyawan anda bahwa anda akan memberikan umpan-balik pada mereka mengenai bagaimana cara mereka bekerja.

2.       Memuji karyawan dengan segera.

3.       Mengatakan kepada karyawan secara spesifik dan jelas tentang apa yang telah mereka lakukan dengan benar.

4.       Mengatakan pada karyawan betapa senangnya perasaan anda atas pekerjaan mereka yang benar. Betapa hal ini sangat membantu organisasi dan karyawan lain dalam mencapai kemajuan.

5.       Berhenti sejenak dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk merasakan betapa senangnya perasaan anda.  

6.       Menganjurkan mereka untuk melakukannya lebih sering lagi.

7.       Berjabat tangan atau menunjukkan sikap tulus dan ramah bahwa anda mendukung kesuksesan karyawan dalam organisasi.

 

RAHASIA 3: TEGURAN-TEGURAN SATU MENIT

 

Ada satu hal menarik dari The One Minute Manager, yang mungkin tampak berlawanan. Meski motto utama Manajer Satu Menit adalah memergoki karyawan melakukan sesuatu dengan benar, namun itu bukan berarti mengabaikan kesalahan. Justru ketika Manajer satu menit mendapati karyawannya melakukan suatu kesalahan, tidak segan-segan ia memberikan teguran. Teguran itu diberikan tanpa terkecuali. Dan inilah rahasia ketiga dari Manajer Satu Menit: Teguran Satu Menit.

 

Teguran tetap diberikan meski hal-hal lain berjalan dengan baik. Mengapa teguran? Ketika karyawan telah tahu apa sasaran dan bagaimana mencapainya, maka melakukan kesalahan merupakan suatu hal yang harus dicermati. Manajer satu menit akan segera mempelajari fakta kesalahan tersebut, kemudian menegaskan dan menunjukkan kekecewaannya. Melalui teguran ini, manajer satu menit seolah mengatakan bahwa sebenarnya kesalahan itu tidak mungkin dilakuan oleh seorang karyawan yang kompeten. Ia memberikan respek pada kemampuan karyawan, karenanya kesalahan dianggap sebagai penyia-nyiaan dari kompetensi itu. Ia mengharap agar karyawan tidak melakukan kesalahan yang sama.

 

Bagaimana Manajer satu menit melakukan teguran dengan baik?

 

Pertama, perlu dipahami bahwa anda tidak bisa menegur karyawan yang melakukan kesalahan jika anda tidak bersedia memberi tahu kepada karyawan bagaimana cara mereka melakukan sesuatu. Dan itu harus anda katakan dengan tegas. Jika anda telah menunjukkan kepada karyawan sasaran dan bagaimana mencapainya, maka ketika terjadi kesalahan, anda berwenang untuk memberikan teguran.

 

Kedua, ketika terjadi kesalahan anda harus memberikan teguran dengan segera. Ini adalah kunci utama dari teguran satu menit. Dengan demikian, teguran dapat berlaku sebagai umpan balik bagi pendisiplinan. Kebanyakan manajer memendam teguran sehingga menumpuk-numpuk perasaan negatif dalam diri mereka. Pada waktunya mereka akan meledakkan kemarahan dan mengatakan pada karyawan bahwa mereka melakukan kesalahan sekian lama. Ini tentu tidak adil. Semestinya teguran diberikan sesuai dengan relevansi perilaku yang ingin ditegur.

 

Ketiga, isi teguran haruslah spesifik pada apa yang ingin ditegur.

 

Keempat, jangan sekali-kali menyerang secara pribadi. Dengan tidak mengusik harga diri, maka karyawan tidak perlu lagi mencari-cari dalih untuk mengobati perasaan harga diri yang terluka. Sekali lagi, teguran haruslah bersifat umpan balik atas perilaku bukan perasaan sebagai manusia. Tujuan terutama dari teguran satu menit adalah MENYINGKIRKAN PERILAKU YANG KELIRU DAN MENJAGA PRIBADI KARYAWAN. Dengan kata lain, perilaku yang salah, namun pribadi mereka tetap utuh. Itu berarti, bahwa manajer satu menit menegur dahulu, kemudian memberikan "pujian" atau dukungan atas pribadi mereka.

 

Manajer satu menit bersikap keras terlebih dahulu, baru kemudian "menyenangkan". Karena yang dipersalahkan adalah perilaku dan ditunjukkan secara spesifik, maka tidak perlu ada tindakan mencari-cari kesalahan. Di lain pihak, bagi karyawan tidak perlu mencari-cari pembelaan diri. Oleh karena itu teguran dapat bersifat jujur dan tulus. Ini adalah kunci kelima. Teguran harus dilanjutkan dengan kepedulian anda akan kesejahteraan pribadi karyawan. Manajer satu menit tidak segan untuk memberikan sentuhan untuk menegaskan bahwa mereka benar-benar tulus akan teguran itu, dan tidak ada prasangka terpendam kecuali keinginan untuk meraih sesuatu yang lebih baik.

 

Terakhir, bila teguran telah diberikan, maka harus disadari bahwa teguran itu telah selesai. Manajer satu menit tidak memperpanjang teguran-teguran. Teguran hanya pantas diberikan tidak lebih dari 30 detik. Setelah itu mereka tidak akan mengungkit-ungkitnya. Secara ringkas, teguran satu menit berjalan dengan baik jika anda melakukan hal ini:

 

1.       Mengatakan sebelumnya kepada karyawan bahwa anda akan memberi tahu apa dan bagaimana karyawan melakukan sesuatu.

2.       Menegur dengan segera.

3.       Mengatakan perihal yang salah secara spesifik.

4.       Menyatakan bagaimana perasaan anda mengenai apa yang mereka lakukan dengan salah secara tegas.

5.       Berhenti beberapa detik untuk memberi kesempatan bagi karyawan meresapi perasaan anda.

6.       Berjabatan tangan atau menyentuh mereka secara tulus, menunjukkan bahwa anda tetap berada di pihak mereka.

7.       Mengingatkan betapa anda menghargai karyawan anda.

8.       Menegaskan bahwa dalam pandangan anda, karyawan anda adalah baik, namun tidak demikian dengan pekerjaan mereka dalam situasi ini.

9.       Menyadari bahwa ketika teguran itu selesai, itu benar-benar selesai.

 

Ketiga rahasia manajer satu menit ini tampak masuk akal: dimulai dari sasaran satu menit, pujian satu menit dan teguran satu menit. Dan semuanya bisa berjalan dengan baik.

 

Masihkah anda ingat dengan anak muda yang ingin menemukan sosok seorang manajer efektif? Kemudian ia bertemu dengan seorang manajer yang menamakan dirinya dengan sebutan Manajer Satu Menit. Bertahun-tahun setelah itu, anak muda itu, yang kini telah berumur, mengikarkan dirinya sebagai seorang manajer satu menit juga. Ia kini siap membagi rahasia-rahasia manajer satu menit kepada banyak orang.

 

Kunci terutama untuk menjadi manajer satu menit adalah bersikap peduli pada karyawan. Karena, bagaimana pun untuk menjadi efektif seorang manajer harus menggerakkan orang lain. Sedangkan, untuk menggerakkan orang lain, seorang manajer satu menit tidak melakukannya dengan memanipulasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka sadari atau tidak mereka setujui.

 

Memang tidak semuanya berjalan sebagaimana yang diinginkan, namun dengan bersikap jujur, pada akhirnya akan membawa hasil. Sebaliknya, bersikap tidak jujur dan memanipulasi orang akhirnya akan membawa pada kegagalan dalam berurusan dengan orang lain. Jadi, kekuatan gaya manajemen satu menit adalah bersikap peduli pada orang lain.

 

 

RANGKUMAN SINGKAT

 

Manajemen satu menit dimulai dengan menetapkan sasaran satu menit yang ditulis di atas selembar kertas dan harus bisa dibaca dalam satu menit pula. Setiap sasaran akan membawa pada perilaku. Maka, tugas selanjutnya adalah menjaga agar perilaku karyawan sesuai dengan sasaran tersebut. Jika sasaran, atau bagian dari sasaran, yang ditetapkan tercapai, maka ANDA MENANG. Anda atau karyawan anda berhak untuk mendapatkan sebuah pujian satu menit. Karena yang ingin dicapai adalah perilaku yang sesuai dengan sasaran, maka yang harus dipuji adalah perilaku dengan perasaan tulus. Lakukan pujian itu segera dan jelas. Beri tahu karyawan apa yang telah mereka lakukan dengan benar, dan tunjukkan bagaimana perasaan anda terhadap pencapaian itu. Jangan ragu untuk menjabat tangan karyawan atas pencapaian itu.

 

Kemudian, mulailah dengan kesuksesan ini, menetapkan sasaran-sasaran baru. Namun, sebaliknya, jika sasaran yang ditetapkan tidak tercapai, maka ANDA KALAH. Segera tinjau sasaran yang telah ditetapkan tersebut. Adakah sesuatu yang kurang jelas atau tidak disetujui dari sasaran tersebut? Kemudian, anda atau karyawan anda berhak mendapatkan teguran satu menit. Sebagamana pujian, teguran haruslah mengarah pada perilaku, bukan pribadi. Teguran harus dilakukan segera dan spesifik menjelaskan apa-apa yang tidak sesuai dengan sasaran. Beri tahu karyawan apa yang keliru dan bagaimana perasaan anda. Namun, jangan lupa untuk membesarkan hati karyawan, untuk tetap memiliki semangat kembali pada penetapan sasaran.  Ini adalah teknik manajemen manusia yang sangat sederhana, namun bisa berjalan baik pada orang-orang. Ini mendorong budaya organisasi yang bersikap JUJUR pada orang-orang, dan menciptakan perasaan nyaman pada setiap karyawan. Kepedulian pada orang selalu membawa hasil yang menakjubkan. Dan itu akan memberikan keuntungan bagi organisasi.

 

The One Minute Manager sesungguhnya hanya berusaha mengingatkan kita masing-masing agar mau menyisihkan satu menit dari hari kita guna mengamati wajah orang-orang yang kita atur. Dan untuk menyadari bahwa mereka merupakan sumber daya terpenting kita.

 

 

Sumber:  Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D. - The One Minute Manager