Kamis, 10 September 2009

Did I marry the right person ?

Sebuah Terjemahan Bebas dari "Did I marry the right person ?"

Cerita di bawah ini sangat bagus, buat yang masih single maupun yang udah
nikah. Buat mereka yang masih single bisa mengambil pelajaran dari cerita
ini, dan buat yang udah nikah cerita ini bisa jadi guideline untuk
meningkatkan ikatan pernikahan yang udah dijalani.

"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat"

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba melontarkan
pertanyaan yang sangat lumrah, "Bagaimana saya tahu kalo saya menikah
dengan orang yang tepat ?".
Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya jadi
saya menjawab "Ya, tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami anda ?"
Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!"
"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini"

Inilah jawabanya ?
SETIAP ikatan memiliki siklus. Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda
merasakan jatuh cinta dengan pasangan anda. Telpon dariya selalu
ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian sayangnya, dan begitu menyukai
perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat begitu menyenangkan.

Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit. Jatuh cinta merupakan
hal yang sangat alami dan pengalaman yang begitu
spontan.Nggak perlu berbuat apapun. Makanya dikatakan "jatuh" cinta.

Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta". Bayangkan
ekspresi tersebut! Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun
lalu tiba-tiba sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda.

Jatuh cinta itu mudah. Sesuatu yang pasif dan spontan. Tapi ? Setelah
beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar. Perubahan ini
merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan. Perlahan tapi
pasti.. telpon darinya menjadi hal yang merepotkan, belaiannya tidak selalu
diharapkan dan sikap-sikapnya yang besemangat bukannya jadi hal yang manis
tapi malah nambahin penat yang ada..

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu,
namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda, anda akan mendapati
perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan, pada saat anda jatuh
cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan pada tahapan-tahapan
selanjutnya.

Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person ?" mulai
muncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya. Nah
Lho!?

Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta
yang pernah terjadi, anda mungkin mulai berhasrat menyelami eforia-eforia
cinta itu dengan orang lain. Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas ?
Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu dan
mencari pelampiasan diluar. Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk
pelampiasan ini, menginkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.
Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobinya,
pertemanannya, nonton TV sampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-hal yang
menyolok lainnya.

Tapi tau ngga?! Bahwa jawaban atas dilema ini tidak ada di luar, justru
jawaban ini hanya ada di dalam pernikahan itu sendiri.
Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya. Saya tidak mengatakan kalo anda
tidak boleh ataupun tidak bisa selingkuh, Anda
bisa! Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh dan pada saat itu anda
akan merasa lebih baik, tapi itu bersifat temporer, dan setelah beberapa
tahun anda akan mengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada
perkawinan anda).

Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini)
KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT, NAMUN KUNCINYA
ADALAH BAGAIMANA BELAJAR MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN TERUS MENERUS..!
Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan Cinta TIDAK
AKAN PERNAH begitu saja terjadi ? Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang
selamanya. Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta". Karena cinta itu BUTUH waktu,
usaha, dan energi. Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK.
Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga berjalan
dengan baik. Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini. Cinta
bukanlah MISTERI

Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan ataupun tanpa
pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.
Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi),
dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya. Sama halnya dengan diet
yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat tubuh kita lebih kuat.
Beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tangga juga DAPAT membuat rumah
tangga itu lebih kuat. Ini merupakan reaksi sebab
akibat. Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah
kita bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH". Karena cinta dalam pernikahan
sesungguhnya merupakan sebuah DECISION, dan bukan cuma PERASAAN..!

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu
bilang, "Wah..terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh!
Aku tunggu bis berikutnya aja deh."
Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, Aduh bisnya
kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."
Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak
melihatmu dan lewat begitu saja. Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis
itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa
kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi. Waktu terus
berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika
bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke
dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah
menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kau baru
sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini :
Sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi
pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan
kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai
keinginan dia. Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon',
tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di
depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju.
Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa
berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan. Maka memberi kesempatan pada
yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada
kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup
ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong,
kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu,
kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu,
agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena
menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan
sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.

Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu ?
Have nice weekend ! :-)

1 komentar:

Grace mengatakan...

gan, izin copy artikel yg sangat bagus ini yah gan buat share ke temen" . boleh kan gan?