Selasa, 30 Juni 2009

Kesempatan apakah yang engkau miliki?

Saudaraku, mengenal berbagai macam kesempatan rasanya penting untuk perubahan dalam diri kita. Untuk mengenal berbagai macam kesempatan dibutuhkan sebuah "kacamata" yang jernih, bukan kacamata "hitam".

Kalau pasangan hidup dan saudara serumahmu itu orang yang mudah berkomentar, sementara engkau sendiri pribadi yang lebih suka menarik diri dari keramaian, di situlah Anda memiliki kesempatan untuk mengajak saudara saudaramu sebagai sahabat yang dapat memberikan koreksi, masukan, dan wawasan untuk mengembangkan kepribadianmu.

Kalau pasangan hidup dan saudaramu serumah itu jauh lebih banyak "diam" dan mencari nyaman, sementara engkau lebih suka bicara apa adanya tanpa ada basa basi, di rumah itulah Anda memiliki kesempatan untuk belajar memahami perasaan orang lain. "Mas, Mbak, bolehkah saya mengatakan isi hatiku terdalam? Saya merasa kecewa dengan sikap teman teman yang mendiamkan diri saya, saya merasa kehadiranku tidak diakui...! Namun kalau memang sudah begitu, kebiasaan teman teman, saya akan belajar untuk mengakui sikap teman teman yang lebih suka berbicara dari hati ke hati, meski saya cenderung untuk bicara ceplas ceplos.

Kalau temanmu lebih suka membanggakan hasil karya studinya, keberhasilan presentasi dalam berbagai pelatihan, itulah kesempatan bagimu untuk mendengarkan kekayaan dirinya. Lepaskanlah "godaan" untuk mengatakan, "sombong amat nih orang ini!!" Carilah "pertanyaan pertanyaan" yang membuat temanmu itu bisa mengungkapkan sebebas mungkin hasil karyanya...sehingga ia merasa dihargai dan diakui kehadirannya...!

Kalau ada temanmu yang merasa rendah diri, dan tidak berarti apapun dalam hidup ini, itulah kesempatanmu untuk merebut hatinya agar ia merasa sungguh sungguh ada teman yang membawa harapan dalam perjalanan hidupnya yang terjal dan berliku-liku! Merebut hati itu berarti kesediaan untuk menawarkan jalan keluar, "Apa yang bisa saya bantu? kalau boleh tahu, situasi sebenarnya yang ada dirimu, agar kita bersama sama tahu titik pijak sekarang...sehingga kita tahu...manakah arah hidup yang akan ditempuh...! Itulah saat engkau menjadi tanda harapan bagi sahabatmu.

Kalau ada saudaramu, bahkan pasangan hidupmu yang tidak mau peduli dengan kehidupan pribadimu, kesehatanmu, persoalan yang sedang engkau hadapi sendiri, itulah kesempatanmu untuk belajar hidup mandiri, tidak tergantung pada "baik tidaknya orang lain". Kebahagiaanmu tidak tergantung bahwa orang lain itu peduli atau tidak padamu, melainkan engkau ditantang untuk menemukan kebahagiaan kalau inisiatif peduli harus berasal dari dirimu sendiri sampai engkau bisa mengatakan, "Aku mau peduli dengan suami, isteri dan anak anakku, sahabat sahabatku yang membutuhkan, tetapi aku tidak akan menuntut untuk diperhatikan oleh pasangan hidupku, anak anak dan sahabat sahabatku...!!

Kalau aku tidak mampu berbuat apapun juga, sedang jenuh, dan mengalami banyak persoalan, apalagi saya sedang sakit, di situlah letaknya, engkau memiliki KESEMPATAN untuk BERSERU DAN MENGUNDANG ALLAH untuk terlibat dalam hidupku....Akan tetapi Allah menghargai KEHENDAK BEBAS-mu sehingga Allah tidak akan otomatis memberikan Roh Kudusnya kalau engkau sendiri tidak meminta-Nya. Roh itulah yang akan mengubah dan memperbaharui dirimu...agar engkau mengalami hidup penuh gairah dan harapan...karena ada KEPASTIAN yang dapat diandalkan ALLAH TIDAK PERNAH BERUBAH UNTUK MENCINTAI MANUSIA, juga kalau manusia menolak diri-Nya

Selamat berakhir pekan!
B. Slamet Lasmunadi Pr

Tidak ada komentar: