Minggu, 14 Juni 2009

Menjual sisir pada biksu

MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Pertanyaan :

- Jika pimpinan perusahaan dimana anda bekerja, adalah sebuah perusahaan
pembuat SISIR, memberi tugas untuk menjual sisir pada para biksu di wihara
(yang semua kepalanya gundul) -- Bisakah anda melakukannya? Apa jawaban
anda ?
a) Tidak mungkin, itu mustahil
b) Gile aje
c) Aku akan mencoba untuk melaksanakan instruksi ini
d) Mencoba melaksanakannya dengan setengah hati
e) Ya, saya pikir bisa menjualnya (5 buah, 10 buah, 50 buah atau lebih,
sebutkanlah jumlahnya)

Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk meilhat apakah anda
termasuk orang yang berjiwa entrepeneur atau tidak.


Cerita : MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya,
sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang
datang mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya hampir
seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di
posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat
sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.

Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.
Akhirnya hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di
wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)

Pimpinan pewawancara memberi tugas :
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para
biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali
untuk memberikan laporan setelah itu."

Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab:
"Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada
mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan
seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya
yang ketombean."

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang
rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara.
Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk
para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."

Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"
Mr. C menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan
beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke
sana. Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, 'Sifu, saya melihat
banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah
cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya bilang
padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan
tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di
wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan
1,000 buah sisir!"

MORAL DARI CERITA

Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :

1) 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena Kemampuan.
2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan
keberuntungan.

Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah
kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan
adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita
menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang
lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu
untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk
menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegang teguh pada harapan.
Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah
dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal.
Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang akan
mengubah hidup kita." (Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3)

Di saat keadaan ekonomi baik, banyak orang jatuh bangkrut. Tapi saat
keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru yang bermunculan. Jadi, dengan
sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar 85%. Semoga hal ini
bermanfaat !"

Tony Soetiyoso
Cell # 0813-10299253

Tidak ada komentar: