Senin, 29 Juni 2009

Manakah kesempatan yang mau kita ciptakan: kesempatan untuk sombong atau kesempatan untuk rendah hati?

Saudara Saudariku,
Tanpa disadari kita kerap kali mencari kesempatan untuk sombong, namun
kita enggan untuk menciptakan kesempatan yang membuat kita bisa rendah
hati.

Kalau engkau merasa lebih pandai daripada sahabatmu, engkau akan
tergoda untuk mencari-cari kesempatan bagaimana "mengalahkan
pembicaraan" sahabatmu, sehingga engkau diakui sebagai orang yang
memang pintar.

Kalau engkau merasa statusmu jauh lebih tinggi daripada temanmu, engkau
tergoda untuk mencari-cari kesempatan bagaimana menunjukkan bahwa
status ekonomi lebih mapan daripada mereka. Lihatlah caramu berbicara,
'Mas, kita malam ini mau makan di mana?" ...Dhe...kita coba makan di
warung makan yang baru itu ya...! Mumpung kita bisa jadi "kuliner"...

Kalau engkau merasa pendapatamu selalu benar dan lebih bagus, engkau
akan tergoda untuk memberi komentar sehingga lawan bicaramu tertunduk
lemas karena tidak lagi bisa berdiskusi lagi denganmu...Dia merasa
tidak ada gunanya berdiskusi, toh engkau akan selalu menang!

Kalau engkau merasa berkenalan dengan seorang yang populer dan memiliki
posisi strategis, terbuka kemungkinan kita akan membanggakan diri
setara dengan orang itu, dan merasa bahwa orang itu adalah "wong-ku".

Kalau engkau merasa dirimu itu orang yang "bermutu", terbuka
kemungkinan bahwa dirimu mencari kesempatan agar banyak orang mengakui
keunnggulanmu, bahkan kalau perlu bisa merendahkan lawan bicaramu di
muka umum.

SEBALIKNYA...
Kalau engkau merasa dirimu masih bodoh, engkau akan membuka diri untuk
selalu belajar dari orang lain, dan memperlakukan orang lain sebagai
"perpustakaan hidup", entah orang itu berpendidikan tinggi atau tidak,
kaya atau miskin.

Kalau engkau merasa dirimu orang yang "BIASA", engkau tidak takut untuk
membiarkan dirimu dinilai oleh orang orang yang tidak menyukai dirimu..!

Kalau engkau merasa dirimu bukan orang hebat, engkau tidak takut,
apabila harus mempertahankan KEBENARAN, karena engkau konsisten antara
perkataan dan perbuatanmu!

Kalau engkau merasa dirimu bukan orang yang "LUAR BIASA", engkau akan
belajar untuk MENDENGARKAN perkataan orang lain: apa yang dimaksud dari
kata yang tersurat, mencari yang tersirata dari yang tertulis...!

Kalau engkau meyakini bahwa kekayaanmu BUKAN HASIL JERIH PAYAHMU SEMATA
MATA, engkau akan belajar untuk memikirkan nasib orang miskin saat
engkau makan. Engkau akan merasa gelisah, saat engkau menghabiskan uang
jutaan untuk sekali makan, karena ada banyak orang miskin yang sulit
mencari makan hari ini. Engkau akan merasa gelisah kalau membeli
berbagai barang namun tidak berguna karena engkau menyadari banyak
orang kesulitan memperoleh biaya pendidikan dan kesehatan, apakah
pantas aku memboroskan uang untuk hal yang tidak perlu?

Kalau engkau merasa jabatanmu sekarang ini BUKANLAH HASIL DARI JERIH
PAYAHMU SENDIRI, KEPANDAIAN DAN KETERAMPILANMU, melainkan hasil dari
TEAM WORK - mu dikantor, engkau akan belajar gelisah, saat engkau
dilantik menjadi pejabat tertinggi di kantormu, karena engkau
memikirkan bagaimana nasib teman teman yang kurang trampil, dan kurang
pandai.

Semoga kita dapat mengenal "kesempatan kesempatan" yang kita ciptakan
sendiri untuk menunjukkan kesombongan kita sendiri, agar kita mampu
juga mengenal "kesempatan-kesempatan' untuk bersikap rendah hati.
Kesempatan manakah yang akan kubangun? kapankah itu?

Warm regards
bslametlasmunadipr

Tidak ada komentar: