Oleh: Dr. Andar Ismail
Pada suatu hari iblis mencari seseorang yang semula murah hati untuk
dijadikan kikir, semula berserah untuk dijadikan serakah dan cepat marah.
Iblis memilih seorang petani yang sedang bekerja diladang. "Nah, petani
miskin ini akan kujadikan lebih miskin lagi. Pasti dia akan jadi kikir dan
serakah", pikir iblis itu.
Sebagai langkah pertama, iblis mencuri bekal makanan milik petani itu. Pada
waktu makan siang petani itu mencari-caril makanannya. Ia merasa heran :
"Aneh betul, makananku hilang. Aku akan lapar sepanjang hari ini. Mungkin
ada tetangga yang mencurinya. Biarlah, barangkali tetanggaku itu sedang
kesulitan makanan".
Iblis heran melihat reaksi petani yang begitu ikhlas dan damai. Rencananya
gagal. Dengan lesu ia melapor ke para iblis lain. Mereka langsung
menertawakan dia : "Tentu saja kau gagal. kalau mau bikin orang jadi kikir
dan serakah, jangan jadikan dia miskin. Jadikan dia kaya!".
Mulailah iblis menyusun rencana jangka panjang. Ia memberi kesuburan khusus
pada ladang petani itu. Ketika petani lain mengeluh akibat panen yang
gagal, petani yang satu itu justru berlimpah panennya. Lumbungnya penuh
dengan gandum. Petani miskin ini langsung menjadi kaya. Petani ini tidak
tau apa yang harus diperbuatnya dengan kelebihan gandumnya. Lalu iblis
memberi ilham. Gandum itu bisa dibuat menjadi minuman keras vodka. Ternyata
vodka bikinan petani ini laku di kota. Petani ini menjadi semakin kaya.
Untuk merayakan suksesnya, petani ini mengundang para tetangganya berpesta.
Vodka disajikan lalu orang mulai mabuk. Dalam keadaan mabuk, petani ini
menagih tetangga-tetangganya untuk mengembalikan gandum yang mereka pinjam.
Petani itu langsung marah ketika para tetangga belum sanggup membayar
akibat masa paceklik.
Ia memaki-maki : "Bayar! Awas kalau kamu tidak membayar. Itu gandumku, tau
? Gandum hasil keringatku!". Lalu merekapun mulai bertengkar. Kacaulah
pesta itu. Iblis mengintip dari jauh dengan senyum kemenangan. Sambil
menunjuk ia
berkata kepada iblis-iblis lain : "Lihat, itu dia orangnya. Dulu ketika
masih miskin, bekal makanannya ia ikhlaskan. Tetapi sekarang meski
lumbungnya sudah luber, ia begitu kikir".
Apa maksud Leo Tolstoy menuturkan cerita ini ? Leo Tolstoy (1828-1910)
adalah seorang bangsawan dan tuan tanah yang kaya raya di Rusia. Tetapi ia
tidak mau hidup sebagai orang kaya. Ia membagikan tanahnya kepada
petani-petani miskin. Ia belajar teologi dan menjadi pengarang. Untuk
kebutuhan hidupnya ia bercocok tanam dan membuat roti sendiri. Tolstoy
menekankan bahwa kedamaian adalah milik seseorang yang tidak terikat pada
harta benda. Seorang yang terbebas dari keserakahan. Seorang yang tidak
mengejar keberhasilan. Seorang yang bahagia. Tolstoy seakan-akan bertanya :
"Kapan petani ini berbahagia ?". Ia sendiri menjawab : "Sebelum petani ini
menjadi kaya". Semula pikiran petani ini bebas dari belenggu harta benda.
Hatinya damai. Ia tidak dikejar oleh keserakahan. Hubungannya dengan
tetangga adalah hubungan manusia dengan manusia. Tetapi kemudian
pikirannya dikuasai oleh harta benda. Hatinya tidak damai lagi. Hubungannya
dengan tetangga merosot menjadi hubungan antara pemilik benda dengan
peminjam benda. Dari luar tampaknya keluarga petani ini lebih beruntung
dari keluarga lain. Tetapi dari dalam keadaannya berbeda.
Tolstoy kemudian bercerita bahwa suasana keluarga yang semula tenang
kemudian menjadi tegang. Hanya karena istrinya menumpahkan sedikit vodka,
petani itu naik pitam bukan kepalang : "Bodoh! Kamu kira ini air hujan ?
Ini vodka. Ini mahal, tau ?"
Ada lagi isu teologis yang hendak diangkat oleh Tolstoy. Benarkah sukses
itu berkat dari Tuhan ? Belum tentu. Sukses belum tentu berasal dari Tuhan
sebab berkat Tuhan tidak selalu berbentuk sukses. Bisa jadi sukses
diberikan oleh iblis sebagai strategi untuk menjatuhkan kita. Entah apa
riwayat petani itu selanjutnya. Entah apa pula yang terjadi dengan iblis
ini. Bisa jadi iblis ini kemudian menjadi penceramah seminar di hotel-hotel
berbintang. Di situ ia memberi kiat kepada para iblis lain tentang metode
mengubah orang yang semula berserah menjadi orang yang serakah, yang semula
murah hati menjadi kikir, semula jujur menjadi korup dan jahat. Di setiap
seminar selalu ada peserta yang bertanya : "Apa kiatnya ?" Lalu dengan
senyum kemenangan Iblis menjawab : "Oh, saudaraku yang terkasih. Itu
gampang. Suruh mereka merindukan sukses. Ajak mereka berdoa minta sukses.
Lalu berikan sukses".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar