Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari
seorang petani. Ia curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak benar-benar
seberat satu kilogram. Beberapa kali ia menimbang mentega itu, dan benar,
berat mentega itu tidak penuh satu kilogram. Yakinlah ia, bahwa petani itu
telah melakukan kecurangan. Ia melaporkan pada hakim, dan petani itu
dimajukan ke sidang pengadilan.
Pada saat sidang, hakim berkata pada petani, "Tentu kau mempunyai
timbangan?"
"Tidak, tuan hakim," jawab petani.
"Lalu, bagaimana kau bisa menimbang mentega yang kau jual itu?" tanya hakim.
Petani itu menjawab, "Ah, itu mudah sekali dijelaskan, tuan hakim. Untuk
menimbang mentega seberat satu kilogram itu, sebagai penyeimbang, aku
gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu".
Ternyata roti yang dijual tukang roti itupun beratnya kurang dari 1 kg . . .
. . . . . . .
Dan tukang roti itupun harus berhadapan dengan hakim.
Moral cerita :
"Cukup banyak contoh, kekesalan kita pada orang lain berasal dari sikap kita
sendiri pada orang lain".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar