Selasa, 06 Januari 2009

Penyembuhan itu

PENYEMBUHAN ITU

Tuhanku yang baik,
Terima kasih bahwa malam ini hatiku jadi ringan. Seperti seseorang yang baru saja dibebas-merdekakan. Karena aku telah menemukan  cara untuk menyembuhkan luka-luka karena masalah sepele, yaitu penolakan-penolakan dan hinaan-hinaan yang semestinya tidak begitu menyakitkan, namun bagi beberapa orang yang terlalu sensitif seperti saya, ternyata menyakitkan. Teriakan keras dari majikan, makian dari orang dekat, kata-kata keras dari seorang sahabat dan sikap kasar orang tak dikenal, hal-hal seperti itu bisa menggelapkan mata. Semangat dan batin tertekan, gigi-gigi bergeretak, mata membasah.... lalu harga diri yang terluka mulai menuntut pembalasan.....

Terkadang aku ingin menumpahkan seluruh isi hati pada orang lain, seakan-akan membuang serta semua derita sekaligus. Tapi kini aku sadar, Tuhan, aku tahu bahwa jalan benar penyembuhan sakit itu ialah dengan berbuat baik.

Terima kasih Tuhan, bahwa hari ini, dengan hati yang mendidih perih, aku menemukan diriku duduk dalam bis di samping seorang tua kumal dan lusuh. Dan aku lihat, saat matanya kosong memandang ke luar jendela, ia berjuang menahan agar tidak menangis.

Deritaku mestinya jauh lebih sepele tak berarti jika dibandingkan dengan deritanya. Aku merasa aku harus berbicara padanya, dan kulakukan juga akhirnya.

Dia berbalik padaku, Tuhan, dan dari dompetnya ia keluarkan sebuah foto seorang gadis kecil, berumur enam tahun, begitu manis dan lucu, matanya bersinar.
"Kami kehilangan dia kemarin", ujarnya singkat. Saat itu dia mau pergi menabur bunga. Ia berbicara dan berbagi pengalaman mengenai hal itu. Ia begitu senang ada yang peduli dan memperhatikannya. Selama perjalanan, kami saling berbagi cerita. Kebanggaannya pada gadis cilik itu dan sekaligus rasa kehilangannya yang begitu sungguh amat luar biasa. Kami malah juga sempat membahas misteri kelahiran dan penciptaan. Tentang menjadi orang tua dan tentang indahnya kehidupan diatas bumi ini.

Waktu kami berpisah, sesungguhnya ia terlihat tersenyum. "Anda membuatku merasa jauh lebih baik sekarang", katanya.

"Anda juga membuatku merasa lebih baik", jawabku padanya. Karena rasa sakitku yang tak seberapa itu sudah tidak jadi masalah bagiku. Tampaknya seakan-akan ada suatu keseimbangan yang timbul di antara segala rasa derita dan rasa sejuk yang menyembuhkan.

Barangkali itu justru yang paling penting. Bahwa yang baik, yang ramah, yang benar, sopan, patut, layak dan pantas di dunia ini bisa mengimbangi atau bahkan mengungguli yang jahat dan buruk.

Terima kasih Tuhan, bahwa aku boleh dan telah belajar dari peristiwa ini. Lain kali pastilah tidak akan begitu sulit bagiku untuk mengalahkan rasa sakit yang tiba tiba muncul.

Marjorie Holmes

Tidak ada komentar: