Selasa, 07 Desember 2010

Keseimbangan Hidup

Keseimbangan Hidup

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya
tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa
keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami.
Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi
peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan
waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya
sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah
seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat
terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak
selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan
bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah
sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di
perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak
menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh
kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini.
Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama
kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit
pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku?
Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa
pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi
melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum
dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa
diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak
mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam
mangkok yang hampir habis.

Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf
Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok
itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku
terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah
kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah
sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk
pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan
memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti
kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga
saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya
tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik
hati".

Teman-teman yang luar biasa,
Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan
kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang
tidak mudah.

Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh
pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti,
untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan
urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita
butuh selama hidup. Selamat berjuang!

Demikian dari saya, Andrie Wongso - action and wisdom motivation training.
Success is my right, sukses adalah hak saya!

Salam sukses luar biasa!!
Andre Wongso

Tidak ada komentar: