Sewaktu kita duduk di taman kanak-kanak, kita berpikir kalau seorang teman
yang baik adalah teman yang meminjamkan krayon warna merah ketika yang ada
hanyalah krayon warna hitam.
Di sekolah dasar, kita lalu menemukan bahwa seorang teman yang baik adalah
teman yang mau menemani kita ke toilet, menggandeng tangan kita sepanjang
koridor menuju kelas, membagi makan siangnya dengan kita ketika kita lupa
membawanya.
Di sekolah lanjutan pertama, kita punya ide kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang mau menyontekkan PR-nya pada kita, pergi bersama ke pesta
dan menemani kita makan siang.
Di SMA, kita merasa kalau seorang teman yang baik adalah teman yang
mengajak kita mengendarai mobil barunya, meyakinkan orang tua kita kalau
kita boleh pulang malam sedikit, mau mendengar kisah sedih saat kita putus
dari pacar.
Di masa berikutnya, kita melihat kalau seorang teman yang baik adalah teman
yang selalu ada terutama di saat-saat sulit kita, membuat kita merasa aman
melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita kalau kita akan lulus
dalam ujian sidang sarjana kita.
Dan seiring berjalannya waktu kehidupan, kita menemukan kalau seorang teman
yang baik adalah teman yang selalu memberi kita dua pilihan yang baik,
merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yang menakutkan, membantu
kita bertahan menghadapi orang-orang yang hanya mau mengambil keuntungan
dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu meningkatkan percaya diri kita,
menolong kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik, dan terlebih lagi...
menerima diri kita apa adanya.
Thanks for being my friend...
2 komentar:
Teman yang paling baik adalah teman yang tidak selalu mendukung kita, karena ada kemungkinan apa yang dilakukan sama kita adalah bukan yang terbaik bagi kita. Teman yang baik berkata ya dan mendukung kita pada kebaikan. :)
nice ka artikelnya keren
http://cbs-bogor.net/
Posting Komentar