Jumat, 21 November 2008

Pilihan Bijaksana

PILIHAN BIJAKSANA

Di saat menuju jam istirahat kelas, dosen mengatakan pada mahasiswa/i nya :

"Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar". Kemudian salah satu Mahasiswa berjalan menuju pelataran papan tulis.

DOSEN : Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda. Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya, ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.

DOSEN : Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang menurut anda paling tidak penting !
Siswa itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.

DOSEN : Silahkan coret satu lagi !
Kemudian Siswa itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.

DOSEN : Silahkan coret satu lagi !

Siswa itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya. Sampai pada akhirnya diatas papan tulis hanya tersisa tiga nama , yaitu nama orang tuanya, Istrinya dan nama anaknya. Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua Mahasiswa/siswi tertuju memandang ke arah dosen, dan mereka mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh
siswi itu.

Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata : "Silahkan coret satu lagi ! "

Dengan pelahan-lahan siswa itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.

DOSEN : "Silahkan coret satu lagi!"

Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, sepertinya mahasiswa itu sangat sedih.

Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya " Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu ?, Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang merawatnya, sedang istri itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih istri sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?

Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan dijawabnya. Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata : "Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya.

Tidak ada komentar: