BAKAT TERPENDAM
Kadang-kadang kita semua ingin menyangkal bakat alami yang Tuhan berikan, sebab dengan adanya bakat dan ketrampilan akan datang pula tuntutan tanggung jawab.
Mungkin diperlukan seseorang lain untuk menunjukkan suatu bakat khusus yang kita miliki. Misalnya, ketika pada suatu pertemuan, aku berkata : "Saya cuma punya satu bakat". Dengan itu saya mau merangsang pendengar-pendengarku untuk memakai bakat yang dimiliki. Tiba-tiba ada seorang wanita muda menemui saya, kemudian berkata : "Yang anda katakan tadi tidak benar". "Wah", aku ngomong sendiri, "apa aku tadi berbohong ?" Wanita itu melanjutkan dan membuatku tenang : "Aku tahu karya tulismu dan hal-hal lain yang anda kerjakan, tapi yang terbaik pada dirimu yaitu betapa akrabnya anda sebagai teman saat duduk ngobrol di perapian".
Jadi jelaslah bahwa kita bisa memakai suatu bakat biarpun kita tak sadar bahwa kita memilikinya. Malam itu aku merasa begitu berbesar hati ketika mengetahui, bahwa "hanya dengan duduk di perapian sambil menjadi sahabat" sudah merupakan "bakat" yang dianugerahkan Tuhan.
Kita bisa menghabiskan waktu sejam bersama dengan kawan-kawan untuk saling membantu mengenali dan menemukan bakat-bakat khusus yang telah kita terima. Dengan cara-cara sederhana seperti itu kita bisa saling menerangkan dan mendorong. Bukan lagi saatnya beralasan seperti : "Ah, aku tak bisa..... mengerjakan ini atau itu". Sebaliknya, akan lebih mermanfaat jika dapat saling membantu mengenali bakat dan kemampuan kita.
Mungkin kita bisa saja mempunyai beberapa pilihan mengenai bakat atau kemampuan yang kita miliki. Barangkali kita juga ingin mencoba menukar bakat kita dengan dengan yang lainnya yang lebih menarik. Tapi Allah kita yang Maha Bijaksana sudah memberikan dan membagi sesuai kehendakNya. Dan suatu hari Dia akan meminta pertanggungjawaban, bagaimana kita masing-masing telah memanfaatkan anugerah-anugerah itu.
Kalau anda dan saya ingin dipakai oleh Tuhan, sudah selayaknya bila kita mulai tekun mencari kemampuan khusus kita dan langsung segera mempraktekkannya.
Ada pertanyaan bagus yang boleh kita tanyakan kepada diri sendiri: Kalau bukan saya yang mengerjakannya hari ini, lantas siapa yang akan melakukan ? (JM)
By Jeanette Lockerbie,
That Unrecognized Talent.
Selasa, 25 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar