Senin, 25 Agustus 2008

Cinta & Perkawinan

Alumni Pika yang berbahagia,
Soal Cinta & Perkawinan bagi yang sudah berkeluarga, bukan barang baru lagi. Tapi bukan berarti tidak perlu membaca artikel ini, silahkan baca dan bandingkan dengan pengalaman anda sendiri. Bagi yang belum berkeluarga, artikel ini dapat menjadi pegangan dalam menemukan "cinta" menuju "perkawinan". Silahkan dibaca ! (PDS)


Cinta & Perkawinan

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa
menemukannya?"

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah
kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya
kamu telah menemukan cinta."

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan
kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak
boleh mundur kembali (berbalik)."

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu
apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil
ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari
bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang
tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya."

Gurunya kemudian menjawab "Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan?
Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlah tanpa
boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon
saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena
artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan."

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa
pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/ subur, dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

Plato pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah
menjelajah seluruh ladang gandum, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.
Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk
amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya."

Gurunyapun kemudian menjawab, "Ya, itulah perkawinan."


CATATAN KECIL :

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di
dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat
adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat
dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah
cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan
kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka
akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin
kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena,
sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

Tidak ada komentar: