Senin, 23 April 2012

MUDA

MUDA
(Sebuah Percikan Permenungan)

Dalam tradisi Yunani dan Romawi kuno, pemuda-pemudi menduduki peranan
penting dalam kisah. Patung renaissance yang berjudul, "David" pahatan
karya Michaelangelo (1475-1564) sungguh memukau karena guratan
kepemudaannya. Dalam mitologi Yunani, ada manusia yang memohon kepada dewa
dengan harapan bisa hidup abadi. Mereka minum buah nectar supaya masa muda
selalu dinikmati. Kata orang, masa muda adalah masa romantika.

Syair lagu yang berbunyi, "Masa muda, sungguh senang, jiwa penuh dengan
cita-cita" barangkali memberikan inspirasi bagi kita. Masa muda juga
disebut sebagai saat yang tepat untuk berkreasi. Tetapi jangan lupa bahwa
daya kreativitas sang pemuda itu tidak bisa dilepaskan begitu saja, tetapi
harus didampingi. E. M. Berens dalam Kumpulan Mitologi dan Legenda Yunani
dan Romawi, berkisah tentang seseorang yang bernama Ikarus, putra
Daedalus. Ia adalah seorang pemuda yang ikut ayahnya, bereksperimen untuk
terbang. Mereka menggunakan lilin untuk merekat bulu-bulu pada sayap buatan.
Ketika terbang di atas awan, sang ayah menasihati supaya tidak terbang
tinggi-tinggi supaya lilin perekat itu tidak meleleh karena sengatan sinar
matahari. Tetapi sang pemuda itu rupanya sulit untuk mendengar nasihat
ayahnya. Sang pemuda berambisi menjadi yang terbaik dan ia pun melambung
tinggi dan meninggi, tetapi akhirnya terjungkal, karena sayap-sayapnya
patah.

Ikarus, seorang pemuda yang hendak berjuang hidup cemerlang, namun kurang
waspada. Lain kisah dengan pemuda-pemudi para perintis bangsa Indonesia yang
memiliki visi yang luar biasa. Apakah terbayang dalam benak kita bahwa
pahlawan nasional kita sudah menelorkan ide-ide yang cemerlang di kala
mudanya. Kartini (1879 – 1904) – meski kini disebut sebagai "Ibu Kita
Kartini" – meninggal pada usia 24 tahun. Bayangkan, betapa mudanya ketika ia
berangkat ke dalam ide-ide besar, dengan masterpiece-nya Dari Gelap
Terbitlah Terang. Bung Hatta (1902 –1980), belum berumur 30 tahun ketika ia
menjadi tokoh perjuangan merintis kemerdekaan. Masa pertempuran untuk
kemerdekaan berkecamuk juga menyediakan momentum untuk anak-anak muda. Di
tahun 1946, Panglima Divisi Siliwangi adalah seorang pemuda bernama A.H.
Nasution (1918 – 2000), umurnya 28 tahun. Di waktu Yogya diduduki tentara
Belanda, seorang perwira yang berumur 28 tahun juga memimpin serangan umum
untuk merebut kota itu. Namanya Soeharto (1921 – 2006).

Kata orang lagi, untuk melawan kepikunan di masa tua, orang harus banyak
mengisi TTS ataupun menulis. Mangun Wijaya (1929 – 1999) penulis buku
Burung-burung Manyar dan Umar Kayam (1932 – 2002) penulis buku Para Priyayi
pernah berkata bahwa seorang penulis itu tidak pernah akan tua. Dengan
memahat kalimat demi kalimat, seorang penulis merenungkan dalam dan lebih
dalam lagi, sehingga pemikirannya tidak akan pernah berhenti. Sikap hati
yang selalu ingin hal-hal yang baru itu membuat orang selalu muda.
Sebaliknya, ada orang yang masih muda tetapi memiliki sikap hati yang mandeg
atau stagnasi, dan ia terjebak dalam pemikiran-pemikiran yang kaku dan
tidak mau menerima pendapat orang lain. Masalah umur itu bukan menjadi
jaminan bahwa dirinya sudah dewasa ataupun belum.Yang paling penting yaitu
bagaimana memaknai kehidupan ini dengan hal-hal yang berkualitas. Bukankah
zaman sekarang ini orang amat mengandalkan gelar, pangkat dan jabatan untuk
memaknai hidup. Ada orang yang beranggapan bahwa gelar doktor merupakan
puncak akademik, sehingga setelah mendapatkan gelar, dia tidak menulis atau
mengadakan penelitian ilmiah lagi. Padahal, sebenarnya gelar doktor harus
dipandang sebagai awal kariernya, sehingga senantiasa akan mencipta dan
mencipta.

Goenawan Mohamad dalam catatan pinggir-nya mengutip ajaran Kong Hu Cu atau
Confucius (551-479 SM). Pada umur 15 tahun, aku mengamalkan diri untuk
belajar kebijaksanaan. Pada umur 30 tahun aku tumbuh lebih kuat dalam
kebijaksanaan. Pada umur 40 tahun, aku tidak lagi punya rasa ragu. Pada umur
60 tahun tak ada suatu pun di atas bumi yang bisa mengguncangkanku. Pada
umur 70 aku dapat mengikuti imlak hatiku tanpa mengingkari hukum moral. Usia
tua memberikan kesempatan untuk kearifan, begitu Kong Hu Cu mengajarkan.

Skolastikat MSC, 22 Agustus 2011
Biara Hati Kudus – Pineleng
Jl. Manado – Tomohon KM. 10
MANADO – Sulawesi Utara – 95361

Markus Marlon MSC

Tidak ada komentar: