Selasa, 16 November 2010

Jangan kebanyakan mimpi

Jangan Kebanyakan Mimpi.!

Banyak orang yang mengatakan bermimpilah, sebelum mimpi itu dilarang. Ada
juga yang menambahkan, mimpi aja, wong gratis. hehehe. Pesan yang terdengar
bernada slenge'an itu sebenarnya mengandung makna yang sangat dalam. Sebab,
banyak hal, banyak peristiwa, banyak kejadian, banyak orang besar dan
sukses di dunia, mengawalinya dari sebuah mimpi. Impian mengubah dunia,
impian meraih sukses, telah banyak mengantarkan orang-orang itu menjadi
"somebody", bahkan, ada yang from zero to hero!

Lantas, bagi kita sebagai pengusaha, mimpi seperti apa yang harus kita
canangkan untuk kita raih? Tentu, siapa pun menginginkan sebuah gambaran
kesuksesan yang berlipat-lipat. Perusahaan bisa beranak pinak, dan, kalau
bisa menghidupi tujuh turunan. Sebuah impian yang sangat indah bukan?

STOP!!! Tapi, sebelum Anda bermimpi lebih jauh, izinkan saya menghentikan
mimpi indah Anda. Mengapa? Sebab, dari banyak kasus, bahkan saya sendiri
pernah mengalami, mimpi indah itu kadang hanya jadi mimpi belaka. Malah,
kadang itu menjadi sesuatu yang membebani kita. Pernah, suatu ketika, saya
berangan-angan untuk membesarkan salah satu unit usaha saya. Waktu itu,
saya melihat sebuah peluang cukup besar yang tak bisa dilewatkan.

Sayang, ternyata ambisi dan impian saya tak bertemu dengan kenyataan. Modal
hilang, bisnis pun bahkan ikut melayang. Impian yang pernah saya bangun
dengan sebuah harapan akan mendapatkan untung besar, amblas begitu saja.
Dan, rupanya, banyak orang yang berdiskusi maupun berkonsultasi dengan
saya, mengalami hal yang sama. Pengennya meraih impian, dapatnya malah
kesulitan.

Sebenarnya saat ini, membuka bisnis seolah memang sangat mudah, layaknya
membalik telapak tangan saja. Jika punya modal, beraneka jenis franchise
dengan aneka jenis bidang usaha mudah kita jumpai di mana saja. Tinggal
bayar, lihat manualnya, kita bisa langsung membuka bisnis yang kita
dambakan. Mudah dan cepat, sangat instan.

Tapi, apakah semudah itu? Tentu tidak. Banyak sekali orang-orang yang
membeli waralaba tak berkembang usahanya. Tidak hanya satu dua. Yang
kemudian bahkan tutup alias bangkrut juga banyak. Jika sudah begini,
pelajaran apa yang bisa kita petik?

Satu hal yang ingin saya sharing-kan. Yakni, jangan kebanyakan mimpi!
Mengapa? Mimpi yang terlalu besar, mimpi yang terlalu muluk, bisa jadi
hanya akan jadi impian di siang bolong jika tak disertai dengan usaha
keras, dan kerja dari hal-hal yang kecil dan ringan dulu. Bukankah seribu
mil jarak pun ditempuh dari satu dua langkah terlebih dahulu?

Inilah kunci utama bagi kita yang ingin memulai bisnis. Mulai dari yang
kecil-kecil, mulai dari kemampuan kita. Tentu, ukuran kecil ini sangat
relatif. Namun, yang ingin saya bagikan di sini sebenarnya adalah tentang
apa yang harus kita lakukan di awal saat membuka usaha. Sebuah kisah dari
rekan saya yang berjualan siomay ini mungkin bisa jadi sebuah contoh.

Saat mengawali, ia membuka usaha siomay dengan berjualan keliling dengan
dua sepeda. Satu dijalankan oleh dirinya, dan satu lagi dijalankan oleh
adiknya. Dalam sehari, kedua sepeda itu mampu menjual minimal 100 porsi
dengan harga per porsi 4000. Ini berarti, saat itu, setidaknya, dari dua
sepeda, mereka membukukan keuntungan kotor mencapai 800 ribu per hari!
Padahal, modal membuat siomaynya, menurut penuturan rekan saya itu tak
sampai 300 ribu. Terbayang kan berapa keuntungannya per bulan?

Kini, dengan keuntungan itu, ia sudah mengembangkan armadanya menjadi 12
sepeda dengan wilayah penjualan lebih luas. Dan, kini ia tak lagi ikut
berjualan, ia hanya perlu mengontrol kualitas rasa dan kebersihan armada
penjualannya. Maka, dengan 12 sepeda itu, jika masing-masing penjualan,
katakanlah sama, yakni 100 porsi per sepeda, berapa penghasilannya?

Tak perlu repot berpikir. Yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa dengan
usaha yang kecil dan sesuai kemampuan pun, sebuah usaha bisa menghasilkan
keuntungan yang luar biasa. Tak salah memang jika kemudian kita bermimpi
membesarkan usaha, tapi, akan jauh lebih baik jika kita bangun dan beraksi
sesuai kemampuan.

Bagaimana? Siap bangun dari mimpi dan merealisasikannya saat ini? Mulailah
dari yang kecil, yang kita bisa, sesuai kemampuan, dilandasi kesenangan,
disertai tekad dan semangat pantang menyerah, maka impian, bukan lagi
sekadar khayalan..

*) Agoeng Widyatmoko, konsultan independen UKM, perencana pemasaran usaha
keluarga, penulis buku best seller 100 Peluang Usaha. Ia bisa dihubungi
melalui email agoeng.w@gmail.com atau telepon 021-30316708

Tidak ada komentar: