Di antara kita mungkin pernah mengalami bosan. Bahkan bosan untuk berbuat
baik, sebab orang kita baiki ternyata tidak merasa dibaiki. Ada orang yang
mengeluh demikian, "Saya seperti berada dalam sebuah liang. Siang saya
mengerjakan pekerjaan yang sama setiap hari. Pergi ke kantor, pulang ke
rumah. Makan, nonton TV, tidur. Saya ingin mengadakan perubahan, tetapi saya
tidak mampu."
Jika tidak diselesaikan dengan benar, kebosanan bisa menyebabkan penyakit
kejiwaan. Tandanya ialah: hilangnya pengharapan, depresi dan pesimis. Tetapi
sebagai orang beriman, kita harus menyertakan Kristus dalam hidup ini. St.
Paulus berkata, "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan" (Kol 3:1). Demi nama
Tuhan, saya bekerja. Jika kita berpikir bahwa apa yang kita kerjakan itu
semua untuk Tuhan, maka pekerjaan kita akan memberi sebuah pandangan baru
pada pekerjaan. Jika kita telah menyadari bahwa kita melakukannya untuk
Tuhan, kita memberikan nilai tambah, nilai plus pada pekerjaan yang sedang
kita lakukan.
Misalnya, ada suami istri yang sementara baku marah. Kemudian dengan
diam-diam, sang suami menyerahkan baju untuk diseterika. Meskipun hati ini
agak marah dan jengkel, tetapi pandanglah dengan kaca mata iman, bahwa yang
sementara diseterika itu adalah jubah Yesus. Maka, sang istri itu akan
menyetrika dengan perasaan lain, dengan pandangan baru.
Skolastikat MSC, 17 Mei 2011
Pineleng - Manado
Sulawesi Utara
Markus Marlon msc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar