Jumat, 27 November 2015

Stres

STRES

 
        “Neque semper
 arcum tendit Apollo” – Apolo tidak
 terus-menerus meregang busurnya (Horatius).
 
         Ada anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar  mengeluh kepada ibunya, “Ma, aku stres dengan banyaknya PR di sekolah!”  Juga ada seorang ibu rumah tangga  yang berkata, “Duh saya stres memikirkan harga-harga barang yang  melambung terus!” 

        Zaman sekarang ini, stres bagaikan “penyakit jiwa” yang melanda orang tanpa kenal strata sosial maupun usia.

Penyebab stres (stressor) bermacam-macam dan akibatnya pun sangat bervariasi,  mulai dari yang ringan seperti gugup sampai yang berat seperti kecenderungan ingin bunuh diri.

Lantas kita bertanya, “Apakah stres bisa dihindari?” Jawabannya: tergantung. Ada stressor  yang  tidak dapat dihindari misalnya kematian  orang yang kita kasihi. Sebaliknya ada stressor yang dapat dihindari. Misalnya, jika kita stres dikejar oleh batas waktu suatu tugas, kita dapat mengerjakan tugas itu lebih dini dan lebih bijak mengatur waktu. Ini namanya stres yang baik dengan istilah: eustress dan stres yang membuat kita hampir  patah semangat disebut  distress.

Kehidupan para kudus tidak terlepas dari  pengalaman  “malam gelap jiwa”  tetapi mereka dapat mengatasinya.  Santa Theresia dari Avila (1515 – 1582) misalnya, memiliki pengalaman pada masa tengah umur yang membuat dirinya gelisah, cemas dan stres  ketika menghadapi tugas pelayanannya.  Namun, ia kemudian berusaha gembira dengan bernyanyi dan menari.

Arthur Schopenhauer (1788 – 1860) berkata, “Kehidupan adalah suatu pertempuran panjang dan kita harus berjuang dalam setiap langkahnya”. Dalam Kitab “Bhagavad Gita”  Arjuna mengalami stres yang sangat berat,  ketika menghadapi orang-orang yang dihormati dan disayangi  (Bhisma, Drona, Krepa dan Salya).

Baik jika kita – ketika mengalami stres – ingat akan kata-kata Ayub, “Does not man have hard service on earth…?” (Ayb 7: 1)  – bukankah manusia harus bergumul di bumi?  Atau kita tengok kutipan ini, “Take the rough with the smooth” – Jangan berharap jalan hidup kita selalu mudah. Rintangan atau stres membuat hidup kita makin kuat.

Kamis, 8 Oktober 2015  
Markus Marlon

Tidak ada komentar: