MELAMPAUI RASA TAKUT
“Prajurit yang telah
menyaksikan pedang berkilau
di atas kepalanya, tidaklah peduli dengan batu-batu
yang dilemparkan kepadanya oleh anak-anak di jalanan” (Kahlil Gibran).
Ada sebuah pertanyaan ditujukan kepada seseorang, “Pernah Anda merasa takut: Takut menghadapi suami yang sedang marah, takut kehilangan anak yang tidak lama lagi akan pindah ke rumah mertua, takut terhadap kehidupan rumah tangga yang gonjang-ganjing masalah ekonomi?”
Dale Carnegie (1888 – 1955) dalam bukunya yang berjudul, “Petunjuk Hidup Tentram dan Bahagia” menulis bahwa sebagian besar ketakutan yang kita alami itu tidak nyata. Tetapi yang terjadi, seringkali kita “takut-bimbang-ragu” sehingga rasa takut itu menguasai diri kita, “mau begini takut dan mau begitu takut.” Julius Caesar (100 – 44 seb.M) dalam hal ini mengatakan bahwa penakut mati berkali-kali, sedangkan seorang pemberani hanya mati satu kali dalam hidupnya.
Rasa takut dan kuatir itu bagaikan melihat bayangannya sendiri ketika kena sinar matahari pada pagi atau sore hari. Bayangan itu amat besar sekali. Demikian pula, sering, apa yang kita kuatirkan itu amat besar dan ternyata apa yang dikuatirkan tidak terjadi sama sekali. Selama "penantian" di ambang rasa takut itu, kehidupan menjadi tidak nyaman.
Ketakutan membuat seseorang ragu-ragu dalam melangkah. William Shakespeare (1564 - 1616) dalam dramanya yang berjudul, “Hamlet” mengangkat istilah “to be or not to be” untuk mengambil keputusan yang sangat genting. Situasi batin yang dialami oleh Hamlet penuh dengan keraguan dan kebimbangan. Dia salah mengambil keputusan dan ini berakibat fatal, yakni kematian ayah tirinya.
Bagaimana “way out”-nya agar kita bisa melampaui rasa takut. Yang pertama, mungkin kita pernah mendengar istilah yang dicetuskan oleh Ignatius Loyola (1491 – 1556) “contra agere” – melakukan sebaliknya: hadapi rasa takut itu dengan keberanian. Yang kedua seperti yang dilakukan Julius Caesar, “Mari kita melintasi sungai Rubicon.” Hadapi rasa takut itu dan lampaui saja.
Selasa, 13 Oktober 2015 Markus Marlon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar