Sabtu, 16 Juni 2012

TUT WURI HANDAYANI

TUT WURI HANDAYANI
(Sebuah Coret-Coret tentang Pameo-Kata
Mutiara-Pepatah-Adagium-Semboyan-Peribahasa-Jargon-Ungkapan-Pitutur)

Semboyan "Tut wuri handayani", atau aslinya: ing ngarsa sung tuladha, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani. Arti dari semboyan ini adalah: tut
wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan
dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru
harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tuladha (di depan,
seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).
Semboyan itu diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara (1889 – 1959), seorang
pelopor pendidikan yang telah mendirikan sekolah Taman siswa pada tahun 1922

Teladan hidup sungguh efektif. Seneca (4 seb.M – 65 M), atau nama
lengkapnya: Lucius Annaeus Seneca menulis pepatah, "Longum iter est per
praecepta, breve et efficax per exempla" terjemahan bebasnya: segala
sesuatu itu akan lebih mudah diwujudkan melalui contoh daripada melalui
perintah. Juga dalam pendidikan, seorang guru itu berarti juga orang yang
bisa digugu lan ditiru (bhs. Jawa: dipercaya dan diteladani). Peribahasa
yang berbunyi, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari" mendapatkan
penerapannya. Demikian pula, dalam hidup berkeluarga, anak-anak dikatakan
sebagai peniru yang ulung. Dia akan meniru apa yang diperbuat oleh orang
tuanya. Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya.

Cita-cita para guru – pada umumnya – berharap supaya anak didiknya bisa
mandiri. Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diajarkan di
sekolah-sekolah membuat para siswa menjadi kreatif dan memiliki ide yang
orisinal. Guru mendorong para siswanya untuk berpikir kreatif.

Seorang guru akan merasa bangga dan bahagia, tatkala dikunjungi oleh para
muridnya yang "sudah jadi orang." Para mantan murid itu sudah ada yang
jadi dokter, insinyur, pengusaha dan politikus. Kini mereka sudah menjadi
pribadi-pribadi yang dewasa dan mantap, selama belajar, mereka kreatif dan
tidak menyerah dengan keadaan. Kick Andy yang ditayangkan Metro TV (15 April
2012), menampilkan anak-anak remaja yang berani "keluar" dari norma
sebagai pelajar. Mereka – para pelajar itu – belajar sambil bekerja (tukang
ojek, pemulung, pembuat telur asin). Seorang pelajar yang kreatif bukanlah
"anak mama" dan penurut. Tetapi kadang kala harus "berontak" dan memiliki
"ide-ide gila". Tugas sang guru atau pemimpin adalah mangun karsa.

Memberi semangat adalah "kekuatan terselubung" dari dalam diri pemimpin.
Suetonius ( 69/75 – 130), atau lengkapnya Gaius Suetonius Transquillus,
penulis biografi Romawi Kuno dalam Dua Belas Kaisar, (sebuah buku yang
bagus dan luar biasa) mengisahkan tokoh seorang Caesar. Ia seorang pemimpin
yang ahli memberikan motivasi bagi para bawahannya. Ia menyebut prajuritnya
camerad, suatu sebutan yang amat jarang dilakukan oleh para pemimpin lain
pada zamannya. Napoleon Bonaparte (1769 – 1821) juga menyebut para
prajuritnya, camerad. Penghargaannya kepada bawahannya membuat mereka "rela
mati" demi sang kaisar. Para bawahan bisa merasakan ketulusan hati dari
pimpinannya. "Orang-orang kecil" itu lebih peka terhadap "sentuhan-sentuhan
perhatian" yang ditujukan kepadanya. Mereka hanya ingin diterima dan
diakui secara tulus.

Awal bulan April 2012, saya berenang di pantai Tanjung Karang – Kabupaten
Donggala – Sulawesi Tengah. Di sana kami sewa sampan kecil untuk
melihat-lihat terumbu karang. Saya berkata, "Bapak, terima kasih yah telah
menghantar kami melihat keindahan pantai ini." Bapak ini yang adalah orang
Palu asli berkata, "Aduh saya sangat tersanjung, sebab baru kali ini ada
orang yang menyapaku dengan Bapak. Saya menjadi semangat untuk bekerja!"
Kata-kata motivasi yang sederhana yang diucapkan dengan tulus dan ikhlas,
akan "membangunkan raksasa yang sedang tidur" dalam diri kita, meminjam
bahasanya Anthony Robbins (1960 – ) seorang penulis pengembangan diri dan
pembicara dari Amerika.

Waktu saya berkotbah tentang Yesus yang bangkit di stasi Palolo – Palu –
Sulawesi Tengah, ada orang Toraja yang pernah tinggal di Jawa berkata,
"Pastor ini seperti gajah diblangkoni – isa khotbah nanging ora bisa
nglakoni", yang artinya: bisa berkotbah tapi tidak bisa melaksanakan.
Mendengar kata-kata itu, saya pura-pura tidak mendengar dan sambil makan
sayur mayana, masakan khas Toraja, saya berkata, "Enak tenan!"

Skolastikat MSC, 16 April 2012
Biara Hati Kudus
Jl. Pineleng KM. 9 PINELENG –
MANADO – 95361
Markus Marlon msc

Tidak ada komentar: