Rabu, 28 Oktober 2009

SOTO KAWIN

SOTO KAWIN

Selamat malam Sobat.
Semoga hidup Anda dalam kebersamaan dengan Tuhan dan tidak
diceraikan oleh apapun karena perceraian itu mahal harganya
apalagi bercerai dengan cinta Allah.

Beberapa malam yang lalu saya bersama teman-teman dari
karyawan Gramedia Denpasar makan di sebuah warung yang ada
di jalan waturenggong Denpasar. Kami makan soto, setelah
makan dan mau meninggalkan warung itu, mata saya menangkap
tulisan "sederhana" tapi penuh makna di sampaing gerobak soto
penjual soto itu.

Kalimat itu berisi harga dan nama-nama soto yang dijual.
Kalau Anda makan soto pasti namanya soto yang tertera seperti
soto babat, soto ayam atau soto-soto yang lain. Tapi pada tulisan
di samping gerobak itu berbunyi :

Soto kawin Rp. 6.000,00
Soto cerai Rp. 7.500,00
Soto kesepian Rp. 5.000,00

Saya tidak paham dengan nama-nama itu maka saya tanyakan
pada penjual soto itu.
"Pak apa artinya masing-masing soto itu ?", tanya saya.

Bapak penjual soto menjawab, "soto kawin adalah nasi campur
sotonya, soto cerai adalah nasi berpisah dengan sotonya dan
soto kesepian adalah soto tanpa nasi".

"Lho soto cerai kok lebih mahah???", sambung saya.

Jawab bapak itu, "kan lebih repot menghidangkannya dan alat
yang dipakai lebih banyak jadi pekerjaannyapun paling lama".

"oh begitu", sambung saya.

Inilah kreatifitas dari penjual soto ini yang menarik mata dan
perhatian saya. Yang menarik bagi saya adalah arti dari soto itu
teristimewa "soto cerai". Soto cerai harganya lebih mahal
dibanding soto yang lain karena cara menghidangkan "lebih
repot" dan "memakai banyak bekakas" dengan pekerjaan lebih
lama juga.

Perceraian memang selalu repot dan memerlukan banyak
perhatian tercurah di sana. Perceraian kadang kali diikuti dengan
perbuatan "saling" menyakiti antar mereka yang sedang bercerai.
Di samping itu akan banyak pekerjaan baru harus dikerjakan
setelah perceraian misalnya tentang pembagian harta,
pengasuhan anak dan banyak masalah pelik lainnya.

Perceraian selalu menciptakan banyak pekerjaaan, seperti
penjual soto yang harus lebih repot dan mencuci barang lebih
banyak.
Maka dalam hidup lebih baik dan kalau bisa jangan dekat dengan
yang namanya "perceraian". Buatlah hidup dalam "perkawinan"
yang langgeng abadi karena Allah menghedaki kebersamaan itu
sampai ajal yang menjemputnya.

Dalam kebersamaan itu akan ada rasa yang lebih "menyeluruh"
dan kehangatan yang merata seperti kalau akan soto kawin
gambaran penjual soto itu. Sungguh sangat indah kalau hidup
dalam cinta yang abadi seperti soto kawin.

Salam dalam kebersamaan membangun dunia dalam
kebersamaan melanggengkan perkawinan walaupun saya tidak
kawin.

Saya berdoa untuk setiap orang yang "menikah" semoga
kebersamaan Anda abadi dan langgeng sampai maut menjemput.

Salam dalam cinta membangun dunia menjadi lebih baik dalam
kebersamaan.


petrusp

Tidak ada komentar: