Senin, 01 Maret 2010

Menemukan sisi kotor dalam hati

Menemukan sisi kotor dalam hati

Hari Minggu yang lalu, aku berolahraga jalan kaki.
Tak jauh dari rumah kami ada sebuah perumahan
yang menyediakan fasilitas olahraga untuk
warga perumahan, namun tetap terbuka dari warga
sekitar perumahan tersebut.

Dulu sebelum menikah, berolahrga di Minggu pagi adalah
hal rutin yang aku lakukan.

Kini kesempatan berolahraga di Minggu pagi menjadi
sebuah kegiatan yang langka. Selain tempatnya tidak
terlalu memadai, bangun paginya juga agak susah.
Saat kami berjalan menyusuri lapangan, aku melihat
sebuah uang logam Rp. 500 an yang kotor dan
nyaris terbenam di tanah.

Aku memungutnya lalu melanjutkan berjalan
kaki berolahraga. Sesampai di rumah aku mencuci
dan menggosok uang logam hasil temuanku tadi.
Uang itu tampak bersih. Aku tersenyum pasti bisa
ku belikan satu bungkus kaldu instan.

Ketika aku menemukannya, mungkin uang logam itu
memang ingin ditemukan. Jika uang logam itu tak
ditemukan uang logam itu akan makin terbenam dalam
tanah, terlupakan dan menjadi sesuatu yang tak berarti.
Mungkin seperti itu juga diri kita Jika kita tak
bisa menemukan sisi gelap dan kotor dalam diri,
lama-lama sisi gelap dan kotor itu akan
menenggelamkan diri kita yang seutuhnya.

Tapi sebaliknya jika kita cepat menemukan sisi gelap
atau kotor dalam diri dan mampu menggosok
atau mencucinya hingga bersih dengan iman
dan kemampuan, maka akan menjadikan diri kita lebih
indah dan lebih bersinar. Bahkan tak musatahil membuat
kita menjadi lebih berarti bukan hanya bagi diri kita
sendiri tapi juga bagi sesama.
Persoalannya apakah kita peka menangkap
tanda-tanda, kalau sisi gelap atau sisi kotor dalam diri
kita ingin ditemukan?

Tidak ada komentar: