Senin, 02 November 2009

Membersihkan sampah kehidupan

*Membersihkan sampah kehidupan *
(oleh : Anthony Dio Martin)

Saat tinggal di Vancouver, saya selalu menjumpai semacam
ritual setiap musim panas tiba. Pada musim itu, sering digelar
garage sale. Banyak keluarga berusaha membersihkan
gudang dan seluruh rumah mereka dari barang-barang yang
sudah tidak berguna lagi.

Barang-barang yang tak terpakai lagi itu dikumpulkan dan
'dibuang' dengan cara dijual di depan garasi mereka.
Biasanya, barang-barang yang dijual itu pun masih dalam
kondisi bagus. Tentu saja, bagi pemiliknya, barang-barang itu
sebetulnya mengganggu dan hanya sampah.

Dalam kehidupan kita pun, banyak sampah yang tanpa sadar
terus-menerus kita timbun. Tanpa sadar, sampah itu mulai
mensabotase hidup Anda. Saya mempunyai satu saran untuk
dilakukan. Agendakan waktu Anda beberapa hari dalam satu
tahun untuk melakukan pembersihan sampah kehidupan
Anda. Manfaatnya bakalan luar biasa. Stres akan berkurang.
Hidup terasa lebih nyaman. Laju produktivitas Anda juga
meningkat.

Sebelumnya, Anda perlu memahami beberapa sampah dalam
kehidupan Anda. Lalu seleksilah dan kemudian buanglah.
Saya menyarankan minimal ada enam sampah kehidupan
yang layak disikapi.

*Sampah pertama?* Jelas, yakni barang-barang di sekitar
Anda. Barang-barang yang telah Anda kumpulkan selama
bertahun-tahun. Barang-barang itu teronggok dan jarang
dijamah lagi. Barang-barang itu biasanya Anda pikirkan
sebagai suatu yang sayang kalau dibuang. Tapi, Anda sama
sekali urung untuk menyentuhnya. Seperti kertas atau brosur
yang terserak di meja atau rak-rak buku. Anda pikir semua itu
masih berguna nantinya. Tapi, dalam praktik, Anda tidak
pernah menyentuhnya. Akhirnya, kertas itu menumpuk dan
menyatu dengan debu dan menimbulkan kesan tidak nyaman.

Selain itu, perhatikan juga barang-barang yang sudah rusak
atau produk yang sudah melewati tenggat waktu kadaluarsa.
Termasuk barang-barang yang sebenarnya sudah tidak Anda
gunakan lagi, tetapi dirasa sayang kalau dibuang.
Seperti tumpukan baju mahal yang teronggok di dalam lemari.
Bersikap dan berpikirlah realistis. Ada barang yang mungkin
seumur hidup Anda, tidak akan berguna lagi.

Daripada menggunung dan mengganggu, buanglah jauh-jauh
barang tersebut. Biarkan ruang hidup Anda terasa plong dan
berudara nyaman. Situasi ini bisa meningkatkan produktivitas
Anda. Anda tidak perlu berlama-lama mencari barang karena
begitu banyaknya tumpukan barang tak berharga tergeletak
dan menyatu dengan debu.

*Sampah kedua* adalah zat-zat tidak berguna di dalam tubuh.
Ini pun perlu Anda bersihkan. Tak jarang, karena pola makan
dan hidup tidak teratur, tubuh kita menimbun tumpukan
zat-zat yang mengganggu kesehatan. Perlulah Anda
mengeluarkan zat-zat itu dengan rajin berolahraga atau pun
mengalami proses detox. Proses ini merupakan upaya
mengeluarkan berbagai racun dan sampah dalam tubuh.
Detox tidak perlu mahal. Ada satu jenis detox murah dengan
rajin mengkonsumsi buah-buahan atau jus segar selama
beberapa hari.

*Sampah ketiga* adalah sampah-sampah dalam relasi sosial
kita. Sebagai mahkluk sosial, kita membutuhkan interaksi dan
komunikasi dengan orang lain. Tapi, ada saatnya kita
memberikan evaluasi pada orang-orang di sekeliling kita.
Kita tidak membuang mereka. Robert Kiyosaki,
penulis terkenal mengatakan,
"...kita perlu mengambil jarak dengan mereka yang bisa
mencuri mimpi kita..."
Mereka mengondisikan kita tidak berhasil dari perwujudan
mimpi-mimpi itu.

Menjauhi tidak selalu berarti fisik. Nah, Anda mencoba
mengambil jarak dengan situasi yang gemar meremehkan,
membuat Anda tidak bersemangat, patah arang,
atau terdemotivasi. Kita sebaiknya sadar dan waspada pada
kondisi ini.

*Sampah keempat* adalah sisa-sisa masa lalu yang menjadi
penghambat kehidupan kita sekarang. Sampah itu bisa
berupa luka-luka batin yang masih terus-menerus dan kita
bawa hingga sekarang. Akibatnya menjadi beban yang luar
biasa beratnya.

Ini bisa berupa sampah-sampah sisa kejayaan masa lampau
yang terus-menerus kita bawa terus sebagai nostalgia tanpa
mau meningkatkan diri. Kita terbekap pada romantisme masa
lalu. Ada seorang artis tua yang setiap saat selalu
menyombongkan kejayaannya. Tapi, tidak mengembangkan
diri pada saat sekarang. Akibatnya? Ia tersisihkan.

*Sampah kelima* adalah sampah pikiran kita.
Banyak pikiran yang membentuk kehidupan Anda sekarang.
Di antara pikiran itu ada yang Anda warisi dan ada pula yang
Anda pelajari. Ada yang bagus, tetapi ada pula yang
menghambat. Sadari sampah pikiran itu, dan belajarlah
membuangnya. Katakan lagi kepada pikiran itu dengan
pikiran lain yang menurut Anda lebih memberdayakan.

Untuk membuang sampah pikiran ini, ada baiknya Anda
mengambil waktu untuk rileks atau bermeditasi sejenak.
Renungkan keyakinan dan nilai-nilai yang Anda hayati.
Cek lagi mana yang baik dan mana yang membuat hidup
Anda makin keropos.

Akhirnya, *sampah terakhir atau keenam* adalah sampah
dosa kita. Timbunan dosa kita bisa membuat kita terjerat.
Efeknya bisa sampai pada kehidupan kekekalan kita.
Sesekali ada baiknya kita menilai pula apa hal-hal keliru dan
'dosa' menurut keyakinan kita yang masih terus-menerus
kita nikmati.

Dalam prayer therapy dikatakan dosa dan dilema atas
kesalahan melawan hati nurani, akhirnya akan menghambat
laju kehidupan kita. Ada pemikiran menarik pula,
jangan sampai dosa menghambat rencana Tuhan yang luar
biasa dalam hidup kita.

Semoga dengan membersihkan sampah kehidupan kita,
hidup kita menjadi lebih bersemangat, lebih damai, dan lebih
optimal. Kebersihan benar-benar pangkal kesehatan,
baik kesehatan fisik maupun kesehatan batin kita.
Awalilah dari rumah Anda!

Tidak ada komentar: