PENGKHIANATAN
(Sebuah Percikan Permenungan)
Yang namanya pengkhianatan itu ada di mana-mana. Di kantor, di sekolah, di
dalam keluarga bahkan di tempat yang disucikan sekalipun. Pengkhianatan yang
sering kita dengar dan menjadi terkenal dalam diri Yudas Iskariot (Luk
6:16). Maka tak mengherankan kalau "ciuman Yudas" itu menjadi simbol
pengkhianatan yang abadi. Orang sudah dicintai dengan tulus dan diberi
pengertian yang mendalam serta diberi kebebasan yang luas, tetapi
balasannya adalah kepahitan. Dalam sejarah perabadan manusia pun muncul
kata-kata yang mengarah kepada suatu pengkhianatan, seperti "Es Tu Brute."
Ini adalah kata-kata yang keluar dari bibir Julius Gaius Caesar (102 – 44
BC) kepada Brutus. Nama lengkap Brutus adalah Marcus Junius Brutus (85 –
42 BC). Caesar begitu menghargai Brutus bahkan diberi kedudukan yang mapan
dalam pemerintahnnya. Caesar merasa dikhianati oleh Brutus. Berkhianat
juga menyangkut relasi persahabatan atau pertemanan, She abused her friend's
confidence. Orang menjadi kecewa karena apa yang menjadi kesepakatan
bersama dikhianati. Orang yang dikianati sungguh terluka hatinya. Dalam
percakapan yang tidak formal, pernah ada yang berkata demikian, "Tidak mudah
memaafkan orang yang telah berkhianat, apalagi dia itu adalah teman dekat
sendiri." Pengkhianatan membekas di hati bahkan sampai seseorang
menghembuskan nafas yang terakhir.
Kalau kita telusuri lebih mendalam, maka akar dari pengkhianatan adalah
tahta, harta dan wanita. Mungkin kita akan geleng-geleng kepala dan tidak
percaya, tetapi data dan fakta memang berbicara demikian. Kisah "Simson dan
Delila" melukiskan bagaimana seorang wanita mampu memperdaya seorang
laki-laki sekuat dan seperkasa Simson (Hak 16: 4 – 21). Helena dari Troya
yang disebut juga "pembawa 1000 kapal" menggoncang kota Troya selama sepuluh
tahun hanya karena kecantikannya. (Bdk. Film Troy yang dibintangi oleh Brad
Pitt, Orlando Bloom dan Keira sebagai Helena yang cantik jelita tiada tara)
Pernyataan Paulus yang mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta
uang (1 Tim 6:10) memang benar. Kalau tidak ada perebutan harta, maka mana
mungkin ada tikus-tikus yang selalu berebutan "kue". Korupsi merajalela
karena setiap orang menginginkan kekayaan – meskipun kadang tidak halal.
Korupsi (bhs. Latin corruptio berarti pembusukan, kerusakan, kemerosotan
dan penyuapan. Maka, seorang koruptor adalah orang yang busuk luar-dalam).
Novel fiksi karangan Langit Kresna Hariadi yang berjudul, "Gajah Mada"
melukiskan sebuah pengkhianatan klasik yang luar biasa. Gajah Mada yang
adalah pengikut setia Raden Wijaya tidak habis pikir, mengapa orang yang
pernah makan semeja dengan sang Raja malah yang ingin membunuhnya dengan
cara berkhianat. Di sini kita bisa kenal dengan peribahasa, "musuh dalam
selimut" yang berarti musuh yang berada di dalam lingkungan sendiri, sekilas
terlihat seperti teman padahal berniat mencelakakan.
Dalam dunia politik, yang namanya tahta itu menjadi perebutan yang
melibatkan intrik, konspirasi, money-politic dan lain sebagainya.
Pertumpahan darah terjadi karena adanya perebutan kedudukan. Pengkhiantan
dilakukan karena banyak motif. Barangkali, dengan meninggalkan temannya
sendiri ia bisa mendapatkan keuntungan yang lebih. Janji-janji yang
dilontarkan pihak lawan lebih menggiurkan daripada yang saat ini dialami.
Maka tidak mengherankan, jika sang pengkhianat tersebut berani meninggalkan
teman dekatnya demi mendapatkan status dan kedudukan yang lebih
menguntungkan. Benar apa yang dikatakan orang bahwa dalam dunia politik
memang tidak ada kawan abadi yang ada hanyalah kepentingan abadi (bhs.
Latin. Hostia aut amicus non est in aeternum; commode sua sunt in aeternum).
Demi mencapai sebuah kepentingan, maka orang rela mengorbankan
segala-galanya, termasuk mengkhianati kawan dekatnya. Pengkhianatan dalam
dunia partai sering terjadi dalam "berjualan program-program". His speech
taouches on the treason, artinya pidatonya hampir-hampir bersifat
pengkhianatan. Sebelumnya dia hidup dari partai tertentu. Tetapi setelah
mengalami ketidakpuasan atau partai berikut lebih menjanjikan, maka ia
pindah ke partai lain yang lebih menjanjikan. Ia mulai menjelek-jelekkan
partai yang pernah menghidupinya. Dalam dunia politik, yang namanya "kutu
loncat" itu hal biasa. Kini ia mulai berkhianat atau istilah yang tepat
adalah membelot.
Dalam dunia kemiliteran, kita mengenal istilah desertion (pengkhianatan dan
pembelotan). Hukuman bagi para prajurit yang meninggalkan tugas perang
(disersi) tidaklah ringan. Biasanya mereka harus dihukum pancung atau
dicambuk 50 kali atau diturunkan jabatannya (Bdk film-film: The Legend of
Cheng Ho, Three Kingdoms, Qin Shi Huang The First Emperor, Princess Ja
Myung Go, Mulan, The Story of Han Dynasty, dan Ming Dinasty Legend ).
Tetapi meskipun demikian, kita masih harus bersyukur karena pernah
mendengarkan seorang satria yang berprinsip "Right and wrong is my country".
Dalam buku yang berjudul Ramayana, tulisan C. Rajagopalachari ini bisa kita
nilai sendiri bagaimana pengkhiantan yang dilakukan oleh Wibisana. Ia
sebagai adik kandung Rahwana terang-terangan tidak mau membantu berperang
melawan Rama, karena dalam diri Rama ada kebaikan. Di sinilah Wibisana
membela kebenaran bukan angkaramurka Rahwana raja Alengka. Tetapi berbeda
yang dibuat oleh Kumbakarna. Kumbakarna tidak sudi mengkhianati negaranya,
tetapi membela mati-matian sampai titik darah penghabisan meskipun Sang raja
berada dalam pihak yang salah.
Tindakan jilat-menjilat dan pengkhianatan di kalangan atasan-bawahan
sering menjiwai dunia bisnis. Dalam drama, film, sinetron atau opera sabun
(karena setiap jedah film ada iklannya yakni sabun) dan roman picisan,
sering muncul kisah-kisah perebutan kekuasaan untuk mencapai top-manager
dengan menghalalkan segala cara. Bahkan tidak jarang dalam kisah tersebut
ada pengkhianatan satu terhadap yang lain. Ujung dari segala tindakan
tersebut ada pada pengkhianatan. Orang mengkhianati suaminya supaya sang
menantu yang dikasihi bisa mendapatkan kedudukan dalam perusahaan. Anak
berkhianat terhadap mertuanya supaya suaminya dapat segera menggantikan
kedudukan mertuanya. Pengkhianatan tidak pandang bulu serta mengerikan.
Saya tidak tahu apa yang namanya pengkhianatan itu ada
tingkatan-tingkatannya. Apakah ada perbedaan fundamental antara
pengkhianatan berskala kecil seperti mengkhianati pembantunya atau
pengkhianatan terhadap negara? Tetapi yang jelas, nilai dari pengkhianatan
tersebut sebenarnya merusak pribadinya sendiri. Orang dikhianati akan sakit
hati dan orang yang berkhianat juga akan merasa tidak aman serta merasa
bersalah setiap saat. Pengkhianatan akan meninggalkan luka yang mendalam,
sehingga sulit untuk disembuhkan. Tetapi, mengapa meskipun pengkhianatan itu
melukai hati dan menimbulkan permusuhan selalu saja terjadi di mana-mana?
Wallahualam!
Kantor "Percikan Hati", 13 Juni 2011
Biara Hati Kudus,
Skolastikat MSC - Pineleng
Jl. Manado – Tomohon KM. 10
Pineleng II, Jaga VI
Minahasa – MANADO – Sulawesi Utara – 95361
Markus Marlon MSC