Jumat, 05 Februari 2010

Senyum Dua Jari

Senyum Dua Jari

Pujian dapat menghemat uang kita, mempererat
hubungan dan menciptakan kebahagiaan. Kita perlu
lebih sering menaburnya ke sekitar kita.

Orang yang paling sulit untuk kita puji adalah diri kita
sendiri. Saya dibesarkan utk percaya bahwa memuji diri
sendiri akan membuat kita menjadi besar kepala.
Bukan begitu. Yang benar adalah menjadi besar hati.
Memuji kualitas baik dari diri kita sendiri berarti
membesarkan hati dengan cara yang positif.

Saat saya masih seorang mahasiswa, guru meditasi
pertama saya memberikan sebuah nasihat untuk
dipraktekkan. Awalnya beliau menanyakan apa yang
pertama-tama saya lakukan begitu bangun pagi.

"Pergi ke kamar mandi," kata saya.
"Apa ada sebuah cermin di kamar mandimu?" tanya beliau.
"Tentu."
"Bagus," katanya. "Nah setiap pagi, bahkan sebelum
kamu menggosok gigi, saya ingin kamu menatap cermin
dan tersenyum pada dirimu sendiri."
"Pak !" Saya mulai protes. "Saya ini mahasiswa.
Kadang-kadang saya tidur sangat larut dan bangun
pagi-pagi dengan perasaan kurang enak. Pada pagi-pagi
tertentu bahkan saya ngeri melihat wajah saya sendiri,
boro-boro tersenyum."

Beliau terkekeh, menatap mata saya dan berkata,
"Jika kamu tidak bisa tersenyum secara alami, kamu dapat
memakai dua jarimu, taruh di kedua sudut mulut,
dan tekanlah ke atas. Seperti ini," Beliau menunjukkan
caranya.

Beliau jadi terlihat menggelikan. Saya terkekeh-kekeh
melihatnya. Beliau menyuruh saya untuk mencobanya,
dan saya menurutinya.

Pada pagi berikutnya, saya menarik turun diri saya dari
tempat tidur, melangkah terhuyung-huyung ke kamar
mandi. Saya menatap diri saya di cermin.
"Urrrgh!" Itu bukan pemandangan yang manis.
Sebuah senyum alami tidak bisa muncul. Jadi saya
meletakkan dua jari telunjuk di sudut mulut dan
menekannya ke atas. Lantas saya melihat seorang
mahasiswa muda bodoh menampilkan wajah tololnya
di cermin, dan saya tak tahan untuk tidak tersenyum.
Begitu muncul sebuah senyum alami,
saya melihat mahasiswa di cermin tersenyum kepada saya.
Saya pun tersenyum lebih lebar lagi, dan orang yang
di cermin pun membalas dengan senyuman yang lebih
lebar juga. Dalam beberapa detik, kami mengakhirinya
dengan tertawa bersama.

Saya terus mempraktekkan nasihat itu setiap pagi selama
2 tahun. Setiap pagi, tak peduli bagaimana perasaan saya
saat bangun, saya segera tertawa begitu melihat diri saya
di cermin, biasanya sih dengan bantuan dua jari.
Sekarang orang bilang saya banyak senyum.
Barangkali itu karena otot-otot di sekitar mulut saya
menetap dalam posisi seperti itu.

Kita dapat mencoba trik dua jari kapan saja,
terutama bermanfaat ketika kita merasa sakit, bosan atau
tertekan. Tertawa telah terbukti bisa melepaskan hormon
endorphin ke dalam aliran darah kita, yang dapat
memperkuat sistem kekebalan tubuh kita dan membuat
kita merasa bahagia.

Hal itu akan membantu kita melihat 998 bata bagus
di tembok kita, bukan hanya dua bata jelek. Dan tertawa
membuat kita terlihat rupawan. Itulah sebabnya kadang
saya menyebut vihara kami di Perth sebagai
"salon kecantikan Ajahn Brahm"

Disalin dari buku Membuka Pintu Hati oleh Ajahn Brahm

Tidak ada komentar: