Senin, 02 Maret 2009

Mengubah kegagalan menjadi kesuksesan

Alumni Pika di mana saja berada.
Kata orang, untuk maju kita perlu belajar dari pengalaman orang lain. Untuk tahu pengalaman orang lain, kita perlu membaca bukunya. Kalau bukunya belum ada, kita baca resensinya dulu. Silahkan ! (PDS)
 
 
MENGUBAH KEGAGALAN MENJADI KESUKSESAN

BUKU ini merupakan kisah nyata perjalanan hidup penulisnya, Steven K Scott, yang kini tercatat sebagai pengusaha pemasaran nomor satu di Amerika Serikat. Bila ditelusuri hidupnya, Steve (nama panggilan penulis) tergolong biasa saja. Waktu bersekolah, tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan atau diingat teman-temannya. Begitu pula awal kariernya. Enam tahun setelah lulus
universitas, tercatat sembilan kali ganti pekerjaan dengan penghasilan paling tinggi 1.500 dollar per bulan.

Isi buku ini sangat kontroversial karena berbeda dari pendapat mayoritas orang Amerika. Steve membuktikan, sekitar 90 persen orang Amerika terjebak semacam pandangan sempit yang mengasumsikan seseorang yang sampai dewasa tidak pernah meraih predikat bintang di sekolah, ia jangan berharap mencapai segala sesuatu yang berarti dalam hidupnya (hal 3-5).

Dalam buku ini, Steve mengingatkan para orangtua untuk melepaskan anak dari berbagai anggapan, prestasi olahraga, tingginya nilai rapor dan popularitas, merupakan penentu kesuksesan karier masa depan. Anak-anak tidak harus sukses dalam segala hal, asalkan mereka sukses untuk sesuatu hal secara mendalam. Prestasi masa silam bukan jaminan sukses masa depan (hal 10-11).

***

STEVE mengisahkan, selama enam tahun awal pekerjaannya, ia dua kali dipecat, dua kali gagal, dan mengundurkan diri dari lima perusahaan. Bagi Steve, kegagalan di masa lalu tidak harus mengekang masa depan seseorang (hal 22-24).

Dalam menghadapi kegagalan, Steve mengemukakan kegagalan merupakan guru paling baik nomor dua (nomor satu pengalaman). Karena itu jangan abaikan kegagalan, ambillah pelajaran darinya. Nasihat Steve kepada pembaca jangan gunakan kegagalan masa lalu sebagai pemakluman atas kelemahan di masa sekarang dan yang akan datang. Kegagalan itu ternyata suatu peristiwa bukan suatu pribadi, kegagalan bukan pengendali kesuksesan masa datang (hal 25).

Kegagalan harus diubah menjadi kesuksesan. Kiat sukses yang ditawarkan Steve :
(1) Bila seseorang mengalami kegagalan, seyogyanya teman dekat atau teman sekerja mau mendengarkan keluhan dan memberi semangat karena dapat meringankan penderitaan dan kekecewaaan. Dalam waktu dua hari setelah kegagalan, seyogyanya tidak ada kritik atau analisis atau nasihat.
(2) Analisislah kegagalan yang dialami, segera setelah rasa frustrasi akibat kegagalan itu lenyap.
(3) Setelah kegagalan, seyogyanya tidak langsung melangkah lagi atau mengayunkan pukulan dengan berani. Ambillah hikmah dari kegagalan itu, fokuskan pada arah datangnya bola dan ayunkan pukulan sekuat tenaga.

***

PEKERJAAN Steve sebagai tenaga pemasaran dengan menggunakan sarana televisi, membuahkan hasil baru setelah ditekuni enam tahun. Kesuksesannya bukan diperoleh dalam waktu singkat karena pendidikan formalnya, melainkan karena keuletan menghadapi jatuh-bangunnya usaha. Tidak mengherankan bila semula Steve dikenal sebagai pecundang, kini tercatat sebagai multimilyuner dengan penghasilan per tahun melebihi 492 orang dari 500 CEO yang terdaftar dalam Fortune 500. Kini Steve adalah
mitra pendiri American Telecast Corporation.

Kunci sukses Steve menghadapi kegagalan adalah bagaimana ia bersikap terhadap pekerjaannya. Dikatakan, jika seseorang tidak menikmati pekerjaannya, orang itu mengalami kesulitan untuk sukses. Karena itu, meraih kekayaan tanpa kegembiraan dalam melakukan pekerjaan sungguh merupakan penyia-nyiaan hidup (hal 137-148).

Makin negatif pikiran seseorang tentang pekerjaan dan orang-orang sekerja, makin kecil kemungkinan ia meraih sukses. Orang itulah yang dapat membuat sikap-sikap menjadi positif (hal 149).

Dalam menggapai sukses, pikiran seseorang tidak boleh dibatasi pandangan sempit. Dalam kehidupan sehari-hari, muda dan belum berpengalaman, sering dijadikan alasan menolak gagasan orang lain, padahal kedua alasan itu bukan alasan valid untuk mengabaikan atau mengekang berbagai gagasan dan aktivitas kreatif. Tidak tertutup kemungkinan, anak buah sering lebih pintar dari pimpinannya. Steve juga menyarankan agar generasi muda selalu membidik bulan karena bila meleset targetnya masih
tinggi (hal 160).

Pada akhir buku, Steve membuka rahasia tentang bagaimana merancang dan menuntaskan rencananya untuk sukses, berupa tujuh kunci sukses. Ketujuh kunci sukses itu adalah :
(1) Identifikasi atau definisikan dalam pengertian umum mengenai apa yang kita nilai sebagai kesuksesan;
(2) Identifikasi dan definisikan secara rinci berbagai kerangka visi mengenai sukses meliputi hasil tertinggi, tingkatan, dan tantangan personal;
(3) Pertimbangkan kembali definisi dan visi anda untuk tiap bidang kesuksesan dengan mengeva-luasi tantangan personal yang terkandung dalam visi itu;
(4) Temukan, dapatkan dan manfaatkan sumber daya eksternal yang diperlukan untuk meraih sukses maksimal di bidang tertentu;
(5) Ciptakan dan gunakan anak tangga untuk memanjat dinding daripada harus melompatinya;
(6) Kaji dan revisilah visi sukses kita secara berkala;
(7) Identifikasi, temukan, dan manfaatkan "alternatif-alternatif kreatif" (hal 221-239).

Sumber: Resensi oleh Th Murwijati, pemerhati masalah bisnis, tinggal di Bandung dari Buku karangan Steven K Scott, "Catatan Seorang  Milyuner", Penerbit Mitra Utama, Jakarta, 1997.

Tidak ada komentar: