Kamis, 20 Mei 2010

Kestabilan jiwa

Kestabilan Jiwa

Tujuh penyebab hilangnya kestabilan jiwa :

1. Jiwa yang suka bersungut-sungut, selalu tidak puas ini dan itu.
Orang yang demikian tidak pernah menikmati sejahtera dan istirahat di
dalam jiwanya

2. Hati yang sempit dan suka mendendam.
Dendam yang tidak kau buang akan membuat dirimu tidak sejahtera, hati
yang sempit tidak mudah melupakan kesalahan orang lain dan akan selalu
mengikat dirimu untuk tidak bisa menikmati sejahtera yang
sungguh-sungguh.

3. Suka merasa iri kepada orang lain.
Iri hati adalah kanker tulang yang menghancurkan

4. Orang yang suka marah.
Mengapa seseorang marah ? Karena dia sudah terpojok, karena tidak jalan
lain yang bisa ditempuh, maka dia marah. Marah membuktikan dia sudah
tidak berdaya. Marah hanya menyelesaikan kerisauan yang ada didalam
dirimu lalu melemparkannya kepada orang lain.

5. Rasa takut, yaitu suatu perasaan yg membuat seseorang tidak stabil,
insecure dan timbul saat keadaan diluar kontrol kita.
Sebenarnya yang penting bukanlah kita mampu mengontrol situasi atau
tidak, melainkan bisakah kita mengontrol hati kita ? Tak seorangpun
bisa mengontrol seluruh dunia, tetapi kita masing-masing bisa
mengontrol
diri, jangan biarkan dirimu dipermainkan oleh ketakutan

6. Perasaan cemas, kuatir, gelisah.
Gelisah berarti tidak mempunyai pegangan dalam mengatur waktu dan juga
segala sesuatu yang melanda jiwa dan perasaanmu yang stabil. Orang
yang
gelisah tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, selalu dikejar-kejar
oleh waktu, gelisah tidak menghasilkan apa-apa.

Jadilah Pemenang

Jadilah Pemenang.
 
Dapatkah seseorang melihat sesuatu yang tidak tampak ?  Pertanyaan ini tentu aneh kedengarannya, tetapi ada beberapa pernyataan yang menarik dibawah ini. Pelukis besar adalah pelukis yang dapat melihat hasil lukisannya sebelum ia mencoretkan catnya keatas kanvas. Pematung besar adalah pematung yang sudah melihat hasil pahatan yang menggetarkan hati, pada seonggok batu pualam kasar yang masih mentah. Arsitek besar ialah arsitek yang dapat melihat istana yang anggun sebelum cetak birunya dibuat atau ketinggiannya digambarkan.
 
Di balik setiap gerakan besar, setiap lembaga yang besar, setiap keberhasilan yang besar ada seseorang yang dapat melihat hal yang tidak kelihatan sebelum hal itu menjadi kenyataan !

Dari contoh diatas dapat kita tarik pelajaran bahwa keberhasilan seseorang ditentukan pada visinya yang jauh melampaui batas pandangan mata jasmaninya. Sekalipun dihadapannya ada persoalan yang menggunung, ia harus mampu melihat bahwa di dalam gunung itu ada suatu berkat yang istimewa. Meskipun untuk mencapai kepada berkat itu, ia harus menembus, menghancurkan dan mengatasi gunung masalah yang ada. Masalah bukanlah sesuatu yang harus dihindari tetapi sesuatu yang harus diselesaikan, diatasi dan dijadikan batu pijakan untuk mencapai keberhasilan. 
 
Seorang pemenang melihat suatu masalah sebagai suatu tantangan tetapi seorang pecundang melihat suatu masalah sebagai suatu beban. Seorang pemenang akan tetap bertekun meskipun gagal dan gagal lagi tetapi seorang pecundang akan mengalah kepada kegagalan. Seorang pemenang akan terus berjuang dan bekerja sementara orang lain sudah berhenti, tetapi seorang pecundang sudah berhenti duluan sebelum yang lain-lainnya selesai. Mengapa ? Karena seorang pemenang dapat melihat jauh kedepan, kepada hal-hal indah yang menantinya.

Mungkin hari ini kita sedang menghadapi masalah, jangan lari daripadanya tetapi hadapi dan atasi masalah tsb dengan pandangan jauh kedepan untuk mencoba melihat hasil yang menanti kita. Jangan cepat menyerah, jangan cepat mengakui diri kita adalah orang-orang yang tidak mampu atau orang-orang yang tidak memiliki pengharapan !