Kamis, 26 Maret 2009

Menyalahkan Orang Lain

Menyalahkan Orang Lain
Posted by: "Erwin Arianto" erwinarianto@gmail.com

Saya melihat seorang anak kecil sedang menangis karena kakinya tersandung
batu, dan anak tersebut berlari kearah orang tuanya sambil berkata "mama aku
jatuh tersandung batu ." dan orang tunya berkata " Diam sayang batunya nakal
nanti batunya mama marahi." kenapa harus menyalahi batu.
Suatu ketika di lingkungan kantor "Kenapa kamu tak dapat mencapai target
penjualan.", Tanya seorang manager ke pada supervisornya "Iya saya mempunyai
tem yang kurang solid", kenapa harus menyalahkan teamnya.

Ketika suatu saat saya mempunyai janji dengan kerabat untuk bertemu di satu
tempat pada pukul 9.00, ternyata kerabat saya datang pada pukul 10.30, dan
saya bertanya "kenapa telat..", " tadi supir taksinya jalanya pelan, dan
jalanan macet" saudara saya berkata, kenapa menyalahkan supir taksi dan
jalanan macet..

Begitu mudahnya kita melempar kesalahan kepada orang lain, disaat kita
terdesak.. dari beberapa kasus yang saya tulis diatas. Dari kasus pertama
saat kecil kita dibimbing untuk menyalahkan batu ketika kita tersandung dan
jatuh. saat target penjualan tidak teracapai seorang supervisor dengan mudah
melemparkan kesalahan kepada teamnya, kenapa tidak mengaku bahwa dia salah.
karena mungkin salah strategy, atau malah dia tidak melakukan apa-apa hanya
menyerahkan ke teamnya. dan saat kerabat saya datang terlambat dia
menyalahkan supir taksi. apakah benar. kenapa kerabat saya tidak berjalan
lebih awal atau memilih jalan alternative untuk tidak terlambat.

Menyalahkan orang lain sudah dikenal dengan sangat baik oleh umat manusia,
dan kemasannya bisa nampak begitu indah sehingga pelakunya sendiri kadang
tidak sadar telah melakukannya. Ketika dihadapkan pada sebuah masalah, maka
solusi termudah yang bisa ditemukan biasanya adalah menimpakan semua
tanggung jawab pada orang lain. Pada sebagian orang, kebiasaan ini sudah
menjadi sebuah refleks.

Fenomena sosial ini sangat menyedihkan sedang terjadi pada masyarakat kita
dimana masing-masing ingin mencari selamat, dan melemparkan kesalahan kepada
orang lain dan tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya.
coba deh kita periksa diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain,kita tidak
akan dihormati jika kita sentiasa bersikap selalu menyalahkan orang
lain/menimpakan permasalah ke orang lain.

Mungkin kah, sikap melemparkan kesalahan tersebut berawal dari saat kita
kecil di mana kita terbiasa menyalahkan dan melemparkan masalah kepada orang
lain agar kita aman. Dengan melemparkan kesalahan kepada orang lain tidak
kah kita merasa salah dan tidak nyaman. Dan saat kita melemparkan kesalahan
orang lain kita sebenarnya sedang membiasakan diri untuk berbohong kepada
diri sendiri.

Dengan mencoba untuk melemparkan kesalahan kita kepada orang lain adalah
suatu candu dan akan menghambat perkembangan jiwa kita. jika kita berhasil
melemparkan suatu masalah kepada orang lain kita dan kita merasa aman dan
berhasil, maka kita akan berusaha mengulang melemparkan setiap kesalahan
kita kepada orang lain

Mengapa kita tidak bersikap jujur bahwa kesalahan yang kita buat tersebut
adalah salah kita dan kita bertanggung jawab atas resiko yang ada. Bagaimana
perasaan anda jika orang lain melemparkan suatu masalah kepada kita.. Marah
kesal dan kecewa bukan.. Jadi kenapa kita harus melempar kesalahan kepada
orang lain.

Memang wajar jika manusia tidak ingin dipersalahkan. Tidak ada orang yang
merasa nyaman mengakui kesalahan atau kekurangan dirinya. Akan tetapi,
justru sikap inilah yang menjadi batas yang tegas antara manusia yang sukses
(atau bakal sukses) dengan mereka yang sudah takdirnya menjadi buih di
lautan luas.

Dengan menerima kesalahan, kita seharusnya senang karena kita mendapat
pelajaran berharga dan tidak mengulangi kesalahan tersebut. Dan kita punn
sangat marah jika kita terkena masalah dari lemparan orang lain. kita harus
melatih jujur dan menumbuhkan jiwa sportif kepada diri kita sendiri. dengan
mengakui kesalahan kita maka orang lain dan lingkungan akan sangat
menghargai diri kita. Tidak percaya coba buktikan bersifat sportif, dan anda
akan mendapat tanggapan yang baik. temukan jawabanya, dan jika saya salah
anda dapat menghungi saya di erwinarianto@gmail.com.

Jika Anda menghadapi masalah, merasa sedih, khawatir, marah, kecewa, atau
kesal, maka cobalah berbincang-bincang dengan dirimu sendiri. Pertanyakanlah
segala hal, dan bersikap jujurlah pada diri sendiri. Sebenarnya, masalah
terbesar dalam hidup manusia bukanlah musuh yang kejam, melainkan ego
pribadi. Karena ego, kita terbiasa menyalahkan orang lain dan larut dalam
ratapan. Padahal, yang dibutuhkan adalah solusi, bukan melankoli.

Begitu indah jika kita tidak saling menyalahkan dan bersikap jujur dan
sportif kepada orang lain, seperti kita ingin diperlakukan oleh orang lain.
Dengan ini jika berkenan saya ingin mengajak sahabat-sahabatku untuk tidak
melemparkan kesalahan kepada orang lain, dan berjiwa sportif dan mengakui
kesalahan kita jika kita salah, seperti seorang ksatria, dan wujud iman
kita. serta berani mengakui kesalahan adalah sebuah langkah awal untuk
menuju kesuksesan kita. dan dengan menyalahkan orang lain kita melakukan
sebuah penarikan dalam bank emosi kita dengan orang lain.

"Berbahagialah orang yang dapat menyalahkan dirinya sendiri sebelum
menyalahkan orang lain"

"Menjadi jujur seperti seorang ksatria yang sportif dan berwibawa, atau
mencoba tidak jujur (bohong) seperti seorang pencuri yang terhina dan tidak
berharga"

"Walaupun menanam kejujuran terasa pahit, tetapi kejujuran akan
menghasilkan buah yang manis. Jadi mari kita jujur, walau kejujuran itu
pahit"

Depok, 11 August 2007, 22.11
Erwin Arianto
Http://erwin-arianto.blogspot.com <http://erwin-arianto.blogspot.com>

Rabu, 18 Maret 2009

Sunset Policy

Konsep dasar Sunset Policy

  • Self Assessment

Maksudnya, penentuan tahun pajak yang terkait dengan SPT Tahunan PPh yang akan disampaikan atau dibetulkan dalam rangka Sunset Policy diserahkan kepada WP, dan WP diberi kepercayaan untuk mengungkapkan seluruh penghasilan, harta dan kewajibannya dalam SPT Tahunan PPh.

Siapa yang dapat menikmati fasilitas Sunset Policy ?

  • Orang pribadi yang belum memiliki NPWP, yang dalam tahun 2008 secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun 2007 dan sebelumnya paling lambat 31 Maret 2009 (WP Baru)

  • WP OP dan Badan yang telah memiliki NPWP sebelum tahun 2008, yang menyampaikan pembetulan SPT Tahunan PPh tahun 2006 dan sebelumnya paling lambat 28 Februari 2009 (WP Lama)

Bagaimana WP BARU memanfaatkan Sunset Policy ?

  • Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.

  • Mengisi SPT Tahunan PPh Tahun 2007 dan tahun-tahun sebelumnya dengan melaporkan harta, kewajiban dan penghasilan.

  • Melunasi pajak yang harus dibayar ( PAJAK KURANG BAYAR ) berdasarkan SPT Tahunan PPh.

  • Menyampaikan SPT Tahunan PPh ke KPP paling lambat 31 Maret 2009.

Bagaimana WP lama memanfaatkan Sunset Policy ?

  • Membetulkan SPT Tahunan PPh Tahun 2006 dan/atau tahun-tahun sebelumnya yang telah disampaikan, apabila menurut WP masih ada harta, kewajiban dan penghasilan yang belum dilaporkan.

  • Melunasi kekurangan pajak yang masih harus dibayar berdasarkan pembetulan SPT tersebut

  • Menyampaikan pembetulan SPT Tahunan PPh paling lambat 28 Februari 2009.

Apa akibatnya bagi masyarakat yang enggan memiliki NPWP dalam tahun 2008 ?

  • Jika ketahuan oleh DJP yang bersangkutan memiliki harta, utang dan/atau penghasilan, akan dikenakan sanksi.

  • Jika yang bersangkutan seorang pegawai, maka perusahaan tempatnya bekerja akan memotong PPh Pasal 21, 20 % lebih tinggi dari tarif yang berlaku.

  • Pemotongan PPh Pasal 22 dan 23, 100% lebih tinggi dari tarif yang berlaku.

  • Dalam tahun 2009 dan 2010, yang bersangkutan akan dikenakan fiskal jika ingin ke luar negeri.

  • Yang bersangkutan tidak bisa melakukan transaksi jual beli tanah dan/atau bangunan.

Apa keuntungan WP yang memanfaatkan Sunset Policy ?

  • Penghapusan sanksi bunga atas keterlambatan atau kekurangan pembayaran pajak.

  • Penghentian pemeriksaan pajak, jika belum diterbitkan SPHP.

  • Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali terdapat data atau informasi lain yang menyatakan bahwa SPT Tahunan PPh yang disampaikan tidak benar.

  • Data dan/atau informasi yang tercantum dalam SPT Pembetulan tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak lainnya.

    Apa akibatnya bagi WP yang tidak memanfaatkan Sunset Policy ?

    Setelah periode Sunset Policy berakhir, DJP akan melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan WP yang tidak memanfaatkan fasilitas Sunset Policy. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya pajak yang tidak atau kurang dibayar, maka terhadap WP yang bersangkutan akan dikenakan sanksi perpajakan yang berat.

Saya baru memiliki NPWP di tahun 2008 dan penghasilan yang di terima selama ini hanya berasal dari 1 pemberi kerja dan pajaknya telah dipotong / dibayarkan oleh pemberi kerja secara benar sehingga saya merasa tidak wajib menyampaikan SPT Tahunan.

Apakah saya perlu memanfaatkan Sunset Policy dengan menyampaikan SPT Tahunan tahun – tahun sebelumnya ?

Pada prinsipnya, Sunset Policy adalah fasilitas penghapusan sanksi Administrasi atas PAJAK yang TIDAK atau KURANG DIBAYAR yang diberikan kepada Wajib PAjak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh atau membetulkan SPT Tahunan PPh.

Dengan demikian, apabila menurut Saudara masih terdapat Penghasilan yang belum di hitung pajaknya / terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar meskipun hanya memperoleh penghasilan dari 1 pemberi kerja, maka Saudara mempunyai kesempatan untuk memperoleh Fasilitas Sunset Policy.

Akan tetapi bilamana Saudara merasa tidak memiliki penghasilan lainnya dan hanya berdasarkan dari gaji yang telah di bayar penuh pajaknya oleh pemberi kerja, maka Saudara TIDAK PERLU memanfaatkan fasilitas SUNSET POLICY.

Saya merasa telah mengisi dan menyampaikan SPT TAhunan PPh dengan benar. Apakah saya masih harus memanfaatkan SUNSET POLICY ?

Apabila Saudara telah mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh serta telah membayar pajak dengan benar, maka Saudara TIDAK PERLU memanfaatkan fasilitas SUNSET POLICY.

Yang dimaksud dengan benar adalah benar dalam perhitungan termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan , dalam penulisan dan sesuai dnegan keadaan yang sebenarnya.

Peringatan dari DJP ( Direktorat Jenderal Pajak )

  • DJP akan mengumpulkan data dan informasi secara berkesinambungan dari berbagai pihak, baik negeri maupun swasta (sesuai dengan UU No.28 Tahun 2007). Dengan data tersebut DJP akan mampu mendeteksi ketidakbenaran pembayaran pajak yang dilakukan oleh para WP.

  • Masyarakat yang tetap tidak mau peduli dengan masalah perpajakan atau membayar pajak dengan tidak benar setelah pemberian fasilitas Sunset Policy ini berakhir, akan menghadapi risiko sanksi perpajakan yang berat.

  • Kemudahan Sunset Policy hanya diberikan selama tahun 2008 saja, setelah itu, DJP akan menggebrak dengan data silang, disertai ancaman sanksinya (Dirjen Pajak, Majalah Berita Pajak, 15 Juli 2008).

Wewenang DJP untuk mengakses data dari pihak lain.

Pasal 35A UU No.28 Tahun 2007, isinya sbb:

  1. Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lainnya, wajib memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepada Direktur Jenderal Pajak.

  1. DJP berwenang menghimpun data dan informasi apabila data dari instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lainnya tidak mencukupi.

  1. Apabila kewajiban angka 1 dan 2 tidak dilaksana-kan, dikenakan sanksi pidana kurungan atau denda.

Bagaimana cara menghitung tambahan harta yang diperoleh dari penghasilan yang belum dikenakan pajak ?

Contoh :

Total harta s/d tahun 2008 1.500.000.000 ( A )

Faktor pengurang :

Penghasilan neto setelah pajak s/d 2008 600.000.000

( Penghasilan dari gaji )

Hibah / Warisan yang di sahkan Notaris 500.000.000

Total Jumlah pengurang 1.100.000.000 ( B )

Tambahan harta yang diperoleh dari

penghasilan yang belum dikenakan pajak 400.000.000 ( A- B )

PTKP – Penghasilan tidak kena pajak (TK/0) ( 13.200.000)

Penghasilan Kena Pajak 386.800.000

PPh terutang 101.630.000

Dengan demikian maka berdasarkan laporan Sunset Policy tersebut, di dapat nilai Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan ke Kas Negara adalah sebesar Rp. 101.630.000,-

Yang teknis perhitungannya adalah :

25.000.000 x 5% = 1.250.000

25.000.000 x 10% = 2.500.000

50.000.000 x 15% = 7.500.000

100.000.000 x 25% = 25.000.000

Dan Sisanya =

( 386.800.000 – 200.000.000) x 35% = 65.380.000

TOTAL PAJAK = 101.630.000

Harta & Kewajiban yang perlu dilaporkan dalam SPT PPh oleh WP.

  • Tanah dan Bangunan, dengan mencantumkan lokasi, tahun perolehan dan harga perolehan.

  • Penyertaan saham pada Perseroan Terbatas (PT).

  • Penyertaan modal dalam CV atau Firma atau usaha pribadi

  • Efek-efek, dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya yang diperdagangkan.

  • Mobil, sepeda motor, kapal, pesawat terbang dan sebagainya (cantumkan merk, tahun pembuatannya dan harga perolehannya).

  • Uang tunai, deposito, tabungan, piutang yang ada di dalam atau di luar negeri, baik dalam Rupiah maupun valuta asing.

  • Harta berharga lainnya, seperti emas dan perhiasan, peralatan elektronik, lukisan, investasi dalam perusahaan asuransi dan sebagainya.

  • Hutang / Pinjaman pada perusahaan atau dari Bank ( cantumkan Nilai Pinjaman, tahun peminjaman dan tingkat bunga pinjaman yang di bebankan )

Contoh pengisian daftar harta

Mengapa tanah dan/atau bangunan harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh ?

  1. Karena pada saat pembayaran PBB, KPP Pratama dapat memonitor tanah/bangunan tersebut apakah sudah dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh.

  1. Pada saat tanah/bangunan dijual, KPP Pratama akan menghitung atau menetapkan PPh terhutang beserta sanksinya kepada WP yang bersangkutan.

  1. Jika tanah/bangunan tersebut diwariskan, maka yang akan menanggung pajak dan sanksinya adalah ahli waris.

Kembali kami ingatkan :

PEMILIK NPWP BARU di tahun 2008 SUNSET terakhir 31 Maret 2009

PEMILIK NPWP LAMA sebelum tahun 2008 SUNSET terakhir 28 Februari 2009

Demikian sedikit pemahaman yang dapat kami berikan.

Terima kasih atas perhatiannya.

Dept. Pajak.


Minggu, 15 Maret 2009

Nasehat Biksu Tua

Nasehat Biksu Tua
 
Seorang biksu tua dalam biara mengajak muridnya yang masih muda untuk pergi turun gunung mencari sedekah. Di dalam perjalan pulang mereka bertemu dengan seorang nenek tua yang hampir menemui ajalnya karena kelaparan.

Biksu tua segera memerintahkan muridnya untuk meninggalkan makanan dan sedikit uang kepada nenek tua itu, akan tetapi muridnya merasa enggan.

Biksu tua lalu menasehati muridnya itu dengan berkata, "Mati hidup dan pahala itu hanya terletak pada sekilas pikiran, uang dan makanan tersebut bagi kita hanyalah sekedar untuk mempertahankan hidup kita untuk sementara saja. Akan tetapi bagi nenek tua itu, benda-benda tersebut dapat menolong nyawanya."

Murid biksu tua itu setengah mengerti setengah tidak, dengan hormat dan berhati-hati dia berkata, "Bimbingan Guru selamanya akan murid camkan dalam hati, suatu hari nanti jika murid berhasil memajukan biara dan ketika telah terkumpul banyak uang dan pangan, pasti membantu dan menolong rakyat miskin."

Siapa sangka setelah mendengarkan kata-kata itu biksu tua hanya menghela nafas sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Beberapa tahun kemudian, biksu tua ini telah hampir mencapai ajalnya. Sebelum ajalnya tiba dia telah menyerahkan sebuah kitab sutra kepada muridnya, mulutnya bergerak-gerak ingin mengatakan sesuatu tapi tidak keburu mengucapkan sepatah kata pun, biksu tua itu telah berpulang.

Muridnya yang masih muda ini setelah mewarisi kedudukannya,sangat piawai dalam memimpin biara. Dia tak henti-hentinya memperluas biara kecil yang sudah usang itu. Di dalam hati muridnya ini berpikir, tunggu hingga perluasan biara ini rampung, saya pasti bersungguh-sungguh melaksanakan bimbingan dari biksu tua untuk menolong masyarakat secara luas.

Akan tetapi setelah biaranya sudah mencapai skala tertentu,dalam hatinya berpikir lagi, tunggu biara ini mencapai skala yang lebih besar lagi, baru saya laksanakan perbuatan amal untuk menolong masyarakat.

Waktu berlalu dengan cepat, ketika murid ini sudah mencapai umur 80-an, kuilnya juga sudah menjadi besar dan mentereng, juga memiliki sawah ratusan hektar.

Akan tetapi, selama puluhan tahun ini, dikarenakan sibuk dengan pembangunan kuil, telah mengabaikan perbuatan amal (kebaikan), akhirnya dia tidak pernah melaksanakan satu hal apapun yang bisa mendatangkan pahala.

Sebelum ajalnya tiba, murid ini tiba-tiba teringat kepada buku sutra yang ditinggalkan oleh biksu tua. Ketika dia membuka halaman judul dari buku itu, tertera tulisan nasihat biksu tua yang ketika itu tidak sempat biksu tua tunjukkan :

"Memberi pertolongan kepada orang satu kali, melebihi melafalkan sutra (kitab suci agama Buddha) selama sepuluh tahun."

Sebenarnya, menolong orang itu tidak perlu menunggu setelah kita sendiri memiliki kemampuan yang cukup baru melaksanakannya. Penting untuk diketahui bahwa mengulurkan tangan memberi bantuan kepada orang lain dengan kemampuan yang kita miliki, akan mengandung makna yang lebih mendalam.

Hati belas kasih yang timbul untuk menolong orang lain, merupakan watak hakiki yang nampak secara alami, dijalankan dan dilaksanakan kapan dan dimana saja.Cara kerja yang harus menunggu setelah kita memiliki kemampuan yang cukup, sebenarnya adalah suatu alasan untuk menutupi ketidak relaan hati kita untuk berkorban. (The Epoch Times/lin)

Kamis, 12 Maret 2009

Aku percaya Tuhan akan menyelamatkanku

Aku percaya Tuhan akan menyelamatkanku.
  
Seorang imam duduk di depan meja dekat jendela menyiapkan khotbah tentang Penyelenggaran Tuhan, ketika ia mendengar suara seperti ledakan. Segera ia melihat orang-orang lalu-lalang, berlari-lari dalam kepanikan, dan mengetahui kalau bendungan telah meledak, sungai meluap dan rakyat sedang diungsikan.
   
Ia melihat kalau air kian meninggi di jalanan. Walaupun ia merasa kesulitan  untuk menekan kepanikannya yang mencengkramnya, ia tetap  berkata: "Disini aku sedang  menyiapkan khotbah tentang Penyelengaraan Tuhan, dan aku dapat kesempatan untuk mempraktekkan khotbahku. Aku tidak akan lari seperti yang lainnya. Aku akan tetap tinggal disini dan percaya akan penyelengaraan ilahi yang akan menyelamatkanku."
   
Ketika air sudah setinggi jendela, perahu penuh orang lewat di depan jendelanya. "Naiklah pastor," teriak mereka.
   
"Ah tidak nak," kata pastor penuh percaya diri. "Aku percaya Penyelenggaraan Tuhan akan menyelamatkanku."
   
Pastor konsisten dengan kepercayaannya itu. Ia naik ke atap. Ketika air telah setinggi atap, sejumlah orang dalam perahu yang lewat mendesak pastor untuk naik. Dan sekali lagi, dengan yakinnya, ia menolak.
   
Kali ini ia naik lagi ke puncak lonceng gereja. Ketika air terus saja naik hingga sebatas lututnya, seorang petugas dengan perahu motor dikirim untuk menyelamatkannya.
   
"Terimakasih Saudaraku....." katanya dengan senyum tenang. "Aku percaya kepada penyelamatan Tuhan. Ia tidak akan meninggalkanku."
   
Demikianlah, hingga pastor tenggelam. Ketika ia naik ke sorga, yang pertama-tama ia lakukan adalah menyampaikan protesnya kepada Tuhan. "Aku percaya kepada-Mu ya Tuhan. Tapi mengapa Engkau tidak berbuat apa-apa untuk menyelamatkanku."
   
"Ah ....", seru Tuhan, "Bukankah Aku telah mengirimimu perahu sampai tiga kali?"
   
~ Anthony de Mello; SJ.
 ______________________
Dari: "Doa Sang Katak 1 ~ Meditasi dengan Cerita"; Penerbit Kanisius; 1990.

Rabu, 04 Maret 2009

Siapa yang salah ?

Siapa yang salah ?

Kalau Anda ingin menyalahkan orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Anda dalam hidup, maka Anda bisa mulai dengan menyalahkan diri sendiri ? Kenapa demikian ?

Karena Andalah sendiri yang mengambil keputusan untuk gagal. Bukan atasan Anda yang galak. Bukan anak buah Anda yang susah diatur. Bukan istri Anda yang tidak sejalan. Bukan suami Anda yang tidak pengertian. Bukan teman di kantor yang menggosipkan Anda. Tetapi karena Anda sendirilah yang memutuskan, mengambil keputusan dengan penuh kesadaran, untuk gagal.

Seorang pesenam dari Jepang meraih medali emas impiannya setelah menari dengan indah di Olympiade. Padahal hari sebelumnya, tumitnya retak dan dokter mengatakan di akan cacat seumur hidupnya. Rasa sakit dikalahkan oleh kemauan yang kuat untuk mempersembahkan medali emas bagi negaranya.

Sepasang mahasiswa drop-out memulai sebuah perusahaan software kecil-kecilan yang sama sekali tidak diperhitungkan akan menjadi besar. Kini Bill Gates dan Tim Allen merupakan dua orang legendaris software dunia, padahal hanya berijazahkan high school (SMA).

Seorang veteran perang dunia pertama menawarkan resep masakan keluarganya kepada lebih dari seribu orang yang dinilainya dapat memberinya modal usaha mengembangkan restoran. Seribu orang itu menolaknya. Tapi ia tidak menyerah.
Bayangkan bila saat itu Kolonel Sanders memutuskan berhenti pada penolakan yang ke 999, hari ini kita tidak akan mengenal Kentucky Fried Chicken.

Ketika percobaan lampunya yang ke-sekian ratus gagal, Thomas Alfa Edison berkata pada seorang wartawan : "Saya tidak gagal ! Bahkan saya baru saja berhasil menemukan cara ke 879 untuk tidak membuat lampu!"

Alumni Pika yang budiman,.
Sukses Anda, bukanlah nasib. Sukses adalah sesuatu yang hanya dapat dicapai dengan harta, keringat, air mata dan kadang juga darah. Pada prinsipnya, tidak ada orang yang gagal. Yang ada hanya orang yang "memutuskan untuk berhenti" sebelum mencapai sukses. Benar nggak hayo ?

Senin, 02 Maret 2009

Mengubah kegagalan menjadi kesuksesan

Alumni Pika di mana saja berada.
Kata orang, untuk maju kita perlu belajar dari pengalaman orang lain. Untuk tahu pengalaman orang lain, kita perlu membaca bukunya. Kalau bukunya belum ada, kita baca resensinya dulu. Silahkan ! (PDS)
 
 
MENGUBAH KEGAGALAN MENJADI KESUKSESAN

BUKU ini merupakan kisah nyata perjalanan hidup penulisnya, Steven K Scott, yang kini tercatat sebagai pengusaha pemasaran nomor satu di Amerika Serikat. Bila ditelusuri hidupnya, Steve (nama panggilan penulis) tergolong biasa saja. Waktu bersekolah, tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan atau diingat teman-temannya. Begitu pula awal kariernya. Enam tahun setelah lulus
universitas, tercatat sembilan kali ganti pekerjaan dengan penghasilan paling tinggi 1.500 dollar per bulan.

Isi buku ini sangat kontroversial karena berbeda dari pendapat mayoritas orang Amerika. Steve membuktikan, sekitar 90 persen orang Amerika terjebak semacam pandangan sempit yang mengasumsikan seseorang yang sampai dewasa tidak pernah meraih predikat bintang di sekolah, ia jangan berharap mencapai segala sesuatu yang berarti dalam hidupnya (hal 3-5).

Dalam buku ini, Steve mengingatkan para orangtua untuk melepaskan anak dari berbagai anggapan, prestasi olahraga, tingginya nilai rapor dan popularitas, merupakan penentu kesuksesan karier masa depan. Anak-anak tidak harus sukses dalam segala hal, asalkan mereka sukses untuk sesuatu hal secara mendalam. Prestasi masa silam bukan jaminan sukses masa depan (hal 10-11).

***

STEVE mengisahkan, selama enam tahun awal pekerjaannya, ia dua kali dipecat, dua kali gagal, dan mengundurkan diri dari lima perusahaan. Bagi Steve, kegagalan di masa lalu tidak harus mengekang masa depan seseorang (hal 22-24).

Dalam menghadapi kegagalan, Steve mengemukakan kegagalan merupakan guru paling baik nomor dua (nomor satu pengalaman). Karena itu jangan abaikan kegagalan, ambillah pelajaran darinya. Nasihat Steve kepada pembaca jangan gunakan kegagalan masa lalu sebagai pemakluman atas kelemahan di masa sekarang dan yang akan datang. Kegagalan itu ternyata suatu peristiwa bukan suatu pribadi, kegagalan bukan pengendali kesuksesan masa datang (hal 25).

Kegagalan harus diubah menjadi kesuksesan. Kiat sukses yang ditawarkan Steve :
(1) Bila seseorang mengalami kegagalan, seyogyanya teman dekat atau teman sekerja mau mendengarkan keluhan dan memberi semangat karena dapat meringankan penderitaan dan kekecewaaan. Dalam waktu dua hari setelah kegagalan, seyogyanya tidak ada kritik atau analisis atau nasihat.
(2) Analisislah kegagalan yang dialami, segera setelah rasa frustrasi akibat kegagalan itu lenyap.
(3) Setelah kegagalan, seyogyanya tidak langsung melangkah lagi atau mengayunkan pukulan dengan berani. Ambillah hikmah dari kegagalan itu, fokuskan pada arah datangnya bola dan ayunkan pukulan sekuat tenaga.

***

PEKERJAAN Steve sebagai tenaga pemasaran dengan menggunakan sarana televisi, membuahkan hasil baru setelah ditekuni enam tahun. Kesuksesannya bukan diperoleh dalam waktu singkat karena pendidikan formalnya, melainkan karena keuletan menghadapi jatuh-bangunnya usaha. Tidak mengherankan bila semula Steve dikenal sebagai pecundang, kini tercatat sebagai multimilyuner dengan penghasilan per tahun melebihi 492 orang dari 500 CEO yang terdaftar dalam Fortune 500. Kini Steve adalah
mitra pendiri American Telecast Corporation.

Kunci sukses Steve menghadapi kegagalan adalah bagaimana ia bersikap terhadap pekerjaannya. Dikatakan, jika seseorang tidak menikmati pekerjaannya, orang itu mengalami kesulitan untuk sukses. Karena itu, meraih kekayaan tanpa kegembiraan dalam melakukan pekerjaan sungguh merupakan penyia-nyiaan hidup (hal 137-148).

Makin negatif pikiran seseorang tentang pekerjaan dan orang-orang sekerja, makin kecil kemungkinan ia meraih sukses. Orang itulah yang dapat membuat sikap-sikap menjadi positif (hal 149).

Dalam menggapai sukses, pikiran seseorang tidak boleh dibatasi pandangan sempit. Dalam kehidupan sehari-hari, muda dan belum berpengalaman, sering dijadikan alasan menolak gagasan orang lain, padahal kedua alasan itu bukan alasan valid untuk mengabaikan atau mengekang berbagai gagasan dan aktivitas kreatif. Tidak tertutup kemungkinan, anak buah sering lebih pintar dari pimpinannya. Steve juga menyarankan agar generasi muda selalu membidik bulan karena bila meleset targetnya masih
tinggi (hal 160).

Pada akhir buku, Steve membuka rahasia tentang bagaimana merancang dan menuntaskan rencananya untuk sukses, berupa tujuh kunci sukses. Ketujuh kunci sukses itu adalah :
(1) Identifikasi atau definisikan dalam pengertian umum mengenai apa yang kita nilai sebagai kesuksesan;
(2) Identifikasi dan definisikan secara rinci berbagai kerangka visi mengenai sukses meliputi hasil tertinggi, tingkatan, dan tantangan personal;
(3) Pertimbangkan kembali definisi dan visi anda untuk tiap bidang kesuksesan dengan mengeva-luasi tantangan personal yang terkandung dalam visi itu;
(4) Temukan, dapatkan dan manfaatkan sumber daya eksternal yang diperlukan untuk meraih sukses maksimal di bidang tertentu;
(5) Ciptakan dan gunakan anak tangga untuk memanjat dinding daripada harus melompatinya;
(6) Kaji dan revisilah visi sukses kita secara berkala;
(7) Identifikasi, temukan, dan manfaatkan "alternatif-alternatif kreatif" (hal 221-239).

Sumber: Resensi oleh Th Murwijati, pemerhati masalah bisnis, tinggal di Bandung dari Buku karangan Steven K Scott, "Catatan Seorang  Milyuner", Penerbit Mitra Utama, Jakarta, 1997.

Minggu, 01 Maret 2009

Kekuatan determinasi

KEKUATAN DETERMINASI    

"Jue xin de dong li"

Di suatu sore hari, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan dan frustrasi yang menggantung di sana. Dia sebentar berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu, sebentar terduduk dan menghela napas panjang, kegiatan itu diulang berkali-kali seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.

Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba, yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk sambil melamun. Dengan perasaan iseng dan kesal, diambilnya sebatang ranting dan segera sarang laba-laba itu pun menjadi korban kejengkelan dan keisengannya. Dirusak tanpa ampun.

Perhatiannya teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya. Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain?

Pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban untuk waktu yang lama. Karena si laba-laba kembali ke tempatnya semula, mulai mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar, dan hampir menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.

Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya. Dengan perasaan puas dan ingin tahu, diamati ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah pengrusakan sarang kedua kalinya?

Ternyata, untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulangi kegiatannya. Ia kembali memulai dari awal dengan bersemangat, merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.

Melihat dan mengamati ulah laba-laba, membangun sarang yang telah hancur untuk ke tigakalinya, saat itulah si pemuda mendadak sontak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah. Semangat binatang kecil sungguh luar biasa!!

Hal itu menimbulkan perasaan malu pada diri si pemuda. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu, dengan hati dan perasaan gundah. Karena, dia baru saja mengalami satu kali kegagalan! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati: Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang. Seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!

"Shi bai shi cheng gong de guo cheng"
~Kegagalan adalah bagian kecil dari proses kesuksesan.

Kegagalan bukan berarti kita harus menyerah apalagi putus asa. Kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk di capai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan. Karena dalam kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan. Jangan takut gagal!

Kegagalan adalah bagian kecil dari proses kesuksesan.

Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso